Monday, December 28, 2009

Sikap Bodoh Membawa Malapetaka

Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu. (Hos.4:6 ITB)

My people are destroyed for lack of knowledge: because thou hast rejected knowledge, I will also reject thee, that thou shalt be no priest to me: seeing thou hast forgotten the law of thy God, I also will forget thy children. (Hos.4:6 ASV)

Ayat ini membawa pesan penting bagi kehidupan orang percaya. Terutama pesan untuk tetap menyelidiki rahasia Kerajaan Allah dengan menggunakan pikiran kita untuk menambah pengetahuan akan kebenaran. Kutipan dari kitab Amsal menyatakan bahwa:Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu. (Ams. 25:2 ITB) dan lagi, Tuhan Yesus membeberkan hukum yang terutama dan yang pertama (Mat. 22:37 ITB) untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati kita dan dengan segenap jiwa kita dan dengan segenap akal budi kita (Mat. 22:36 ITB).

Apabila kita mengabaikan atau bersikap masa bodoh terhadap kebenaran, maka akan sangat mudahlah "musuh" menghancurkan umat Allah.
Seperti telah saya contohkan pada posting sebelumnya bahwa kebodohan orang-orang jaman dahulu dengan mempercayai takhayul telah membelenggu kehidupan mereka selama berabad-abad.
Saat ini TV di Indonesia menawarkan sinetron tentang kesia-siaan. Sebagai orang percaya, sikap yang akan saya ambil adalah tidak menonton tayangan TV semacam itu. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah (1) tayangan semacam itu akan menjadi candu (mirip dengan kecanduan merokok) yang susah dihilangkan, (2) isi sinetron jauh dari realita dan menawarkan hidup di dalam angan-angan kosong. Mengapa tidak bertindak untuk mengubah keadaan dengan menciptakan kesempatan-kesempatan positif dan bersifat membangun? (3) lebih baik mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif dan melakukan kegiatan-kegiatan produktif. Misalnya mencari pengetahuan tentang pengawetan makanan sehingga pada masa panen (buah, sayur, hasil kebun) dapat dimanfaatkan untuk masa-masa sulit (misalnya masa bencana alam entah itu gempa atau banjir).

Lain halnya apabila pikiran kita senantiasa tertuju pada pencarian akan rahasia kerajaan Allah. Semakin hari kita akan semakin tahu akan kebenaran yang memerdekakan (Yoh. 8:32 ITB). Dengan demikian pikiran kita dipenuhi dengan kebenaran dari Allah dan kita akan bisa bersyafaat bagi umat-Nya. Kita pun layak untuk menjadi imam-Nya (imamat yang rajani; 1 Pet. 2:9).

Sikap masa bodoh dan tidak mau belajar adalah suatu pilihan.
Kita bisa membiarkan pikiran kita mengembara ke mana-mana dan membayangkan hal-hal yang hanya ada di dunia khayalan. Bisa juga kita membiarkan pikiran kita terisi dengan roh perusak dan tontonan-tontonan yang hanya memuaskan jiwa kita sesaat saja. Bijaksanalah apabila kita mau menjagai pikiran kita dengan tidak membiarkan dua hal tersebut terjadi.

Paulus menasehatkan supaya kita tidak menjadi serupa dengan dunia namun selalu memperbaharui akal budi kita sehingga kita bisa membedakan manakah yang menjadi kehendak Allah dan mana yang bukan kehendak-Nya. Bahkan kita akan bisa membedakan manakah yang baik, yang berkenan dan yang sempurna (Rm. 12:2 ITB)

Sudah saatnya kita mentaati firman Allah melalui tindakan. Marilah kita mencari Dia dan mengenal-Nya lebih dekat, supaya kita tidak digolongkan sebagai orang-orang yang tidak mengenal Allah.

No comments: