Thursday, January 07, 2010

Harta karun gratis

Mendapatkan buku bermutu dan gratis tidaklah sulit. Bahkan kalau kita tidak punya uang untuk membelinya, internet menyediakan jalan bagi kita untuk menelusuri karya-karya klasik yang hak ciptanya sudah dilepaskan untuk publik. Ukuran file dalam mendownloadnya pun tidaklah besar. File-file ebook itu biasanya berbentuk teks atau html. Bisa juga dalam format yang lumrah dipakai oleh perangkat lunak mobile.

Kalau enggan untuk membacanya online, kita bisa mencetaknya sendiri. Atau membeli versi cetak buku-buku klasik itu melalui toko buku lokal maupun online. Tentu saja kita tidak bisa mengharapkan untuk mendapatkannya dengan harga yang murah.

Memiliki laptop, pocket pc atau mobile phone yang sudah cukup modern akan memampukan kita membuka buku elektronik di mana saja. Dan setiap kali ada waktu luang, kita bisa membaca.

Mana bukunya? Project Gutenberg menyediakan sangat banyak buku elektronik begitu pula dengan Perpustakaan West Virginia. CCEL memberikan buku-buku klasik kristen untuk diunduh. Link menuju ke Project Gutenberg dan CCEL sudah saya sedikan di kolom sebelah kanan. Silakan meluncur ke sana kalau anda berminat.

Penguin Classics menerbitkan tulisan daftar 101 buku klasik terbaik yang bisa kita baca. Kalau kita bisa membaca satu buku sehari, tiga bulan waktu kita sudah akan terisi dengan kegiatan membaca buku-buku itu.

Tentu saja, satu harta karun gratis yang tidak boleh anda lewatkan adalah Alkitab. Buku Wahyu itu telah mengilhami jutaan buku lainnya. Membacanya akan membuka pikiran anda terhadap inspirasi kreatif yang siap anda tuliskan untuk menerangi dunia.

Tunggu apa lagi?

Wednesday, January 06, 2010

Bisakah aku menulis lebih banyak lagi?

Tanpa terasa kita sekarang sudah sampai di tahun 2010. Kalau tahun lalu saya sempat menulis di blog ini, walau hanya beberapa tulisan saja, apakah tahun ini saya akan bisa melakukannya dengan lebih baik lagi?
Penulis adalah seorang yang bisa menyuarakan apa yang ada dalam pikiran dan hatinya.
Saya berharap bisa melakukan hal itu, dan karenanya saya harus belajar lagi.
Saya lihat buku-buku di rak ruang belajar, lalu saya ambil beberapa buku. Tersirat dari judulnya, buku-buku itu mungkin akan banyak membantu saya.

Inilah buku-buku itu:

1. 100 Ways to Improve Your Writing oleh Gary Provost
2. The First Five Pages oleh Noah Lukeman
3. If You Want to Write oleh Brenda Ueland
4. The Craft of Research oleh Wayne C. Booth et al.
5. Evaluating Research Articles From Start to Finish oleh Ellen R. Girden
6. The Craft of Scientific Writing oleh Michael Alley

Tampaknya hanya tiga buku pertama saja yang akan membantu saya menulis di blog. Tiga buku lainnya hanya akan membantu menulis dan membaca 'tulisan kaku.'
Lumayan lah ada buku, dan yang lebih penting lagi adalah mulai menulis.

Beberapa hari lalu saya pergi ke Costco dan menemukan empat buku menarik untuk dibaca.

1. Let the Great World Spin oleh Colum McCann,
2. Food Rules oleh Michael Pollan,
3. To Kill A Mockingbird oleh Harper Lee, dan
4. How to Save Your Own Life oleh Michael Gates Gill.

Dari empat buku tersebut, buku kedua lah yang paling mudah dibaca.
Buku itu tipis (hanya 140 halaman), seukuran novel, dan beberapa lembar halamannya hanya berisi 2 kalimat saja. Bahkan buku itu bisa dirangkum dalam tujuh kata saja: eat food. not too much. mostly plants.
Membandingkan bandrol dan ukuran bukunya: US $11.00 vs. 140 halaman, rasanya sayang untuk membelinya. Novel setebal 600 halaman pun biasanya hanya dijual separuh harga buku itu. Dengan demikian pastilah harga buku itu lebih ditentukan oleh isi, mutu tulisan dan keasyikan dalam membacanya. Tulisan profesor jurnalisme yang juga penerima James Beard Award itu memang enak dibaca dan menyegarkan.

Saya kira hari ini cukup sekian saja. Besok disambung lagi. Byenow!

Monday, December 28, 2009

Alkitab dan Ilmu Pengetahuan

Di atas Gunung Grotho yang terletak di daerah Canmore, sebelah barat kota Calgary, saya merenung.
Bermula dari melihat banyak fosil pada Formasi Southesk-Cairne, lalu penjelasan bahwa bumi terbentuk selama ratusan juta tahun, serta pemaparan teori evolusi, semua itu mengingatkan saya pada buku yang dahulu saya baca di Jogja: The Story of Liberty.
Di dalam buku itu dijelaskan bagaimana, dahulu kala, orang-orang hidup dalam ilusi dan cerita-cerita khayal yang aneh (Mungkin ini mirip dengan cerita sinetron di TV Indonesia, yang kabarnya banyak menayangkan cerita-cerita horor). Di dalam buku itu juga diceritakan bagaimana kehidupan orang-orang yang berada di bawah belenggu kebodohan dan hampir tanpa kebebasan/kemerdekaan sama sekali. Semua itu diakibatkan karena Alkitab tertutup bagi mereka. Alkitab yang hanya berbahasa Ibrani dan Yunani, dirantai di mimbar. Hanya kaum tertentu saja yang boleh membacanya. Sementara itu orang awam tidak diijinkan membaca, apalagi mempelajari Alkitab. Buku itu dianggap suci secara fisik.
Begitu reformasi terjadi, siapa saja boleh membaca Alkitab secara bebas dan mereka mulai menemukan kebenaran di dalamnya. Begitu pemikiran yang sia-sia disisihkan, dan kebenaran didengarkan, dunia menemukan masa depan yang cerah!
Ilmu pengetahuan di berbagai bidang akhirnya terlahir. Orang menikmati berbagai kekayaan alam dan teknologi baru dari penemuan-penemuan orang-orang kreatif dari setiap jaman.
Lambat laun dengan lahirnya pengetahuan, orang mulai melupakan Alkitab. Pengetahuan diandalkan untuk menggantikan Alkitab. Saat ini pun banyak profesor yang menganggap Alkitab sebagai buku dongeng. Kalau boleh diibaratkan dengan cerita rakyat, maka ilmu pengetahuan itu seperti Maling Kundang yang mendurhakai ibu yang telah melahirkannya di dunia!
Ketika Yesus lahir, ada dua peristiwa yang patut dijadikan contoh untuk membandingkan pengetahuan dengan pengagungan Allah.
Adalah orang-orang majus dari Timur yang mendalami perbintangan. Dari ilmu yang mereka pelajari, tahulah bahwa seorang Raja akan lahir di Bethlehem. Mereka telah melihat tandanya dan mempercayai apa yang mereka pelajari itu dan bergegas datang untuk menyembah dan mempersembahkan hadiah kepada Yesus. Nyata bahwa pengetahuan bisa membawa orang untuk datang menyembah kepada Penciptanya.
Sebaliknya Herodes yang waktu itu menjadi raja mengambil tindakan yang berbeda. Meskipun Herodes adalah seorang pembelajar, ia bersikap lain. lihat bagaimana dia mengumpulkan ahli kitab untuk mendengarkan kuliah dari para ahli itu. Tetapi apa yang dilakukannya jauh berbeda dengan apa yang dilakukan orang Majus dari timur tersebut. Dia malah membinasakan bayi-bayi yang diperkirakan seumur Yesus dan berusaha untuk membunuh Yesus. Di sini pengetahuan dipakai untuk usaha membunuh Sang Mesias!
Sekarang pilihannya ada pada kita yang telah diwarisi pengetahuan. Kita bisa memakainya untuk kemuliaan Allah kita, atau pun sebaliknya. Bagi saya dan keluarga, saya pilih yang pertama!

Sikap Bodoh Membawa Malapetaka

Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu. (Hos.4:6 ITB)

My people are destroyed for lack of knowledge: because thou hast rejected knowledge, I will also reject thee, that thou shalt be no priest to me: seeing thou hast forgotten the law of thy God, I also will forget thy children. (Hos.4:6 ASV)

Ayat ini membawa pesan penting bagi kehidupan orang percaya. Terutama pesan untuk tetap menyelidiki rahasia Kerajaan Allah dengan menggunakan pikiran kita untuk menambah pengetahuan akan kebenaran. Kutipan dari kitab Amsal menyatakan bahwa:Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu. (Ams. 25:2 ITB) dan lagi, Tuhan Yesus membeberkan hukum yang terutama dan yang pertama (Mat. 22:37 ITB) untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati kita dan dengan segenap jiwa kita dan dengan segenap akal budi kita (Mat. 22:36 ITB).

Apabila kita mengabaikan atau bersikap masa bodoh terhadap kebenaran, maka akan sangat mudahlah "musuh" menghancurkan umat Allah.
Seperti telah saya contohkan pada posting sebelumnya bahwa kebodohan orang-orang jaman dahulu dengan mempercayai takhayul telah membelenggu kehidupan mereka selama berabad-abad.
Saat ini TV di Indonesia menawarkan sinetron tentang kesia-siaan. Sebagai orang percaya, sikap yang akan saya ambil adalah tidak menonton tayangan TV semacam itu. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah (1) tayangan semacam itu akan menjadi candu (mirip dengan kecanduan merokok) yang susah dihilangkan, (2) isi sinetron jauh dari realita dan menawarkan hidup di dalam angan-angan kosong. Mengapa tidak bertindak untuk mengubah keadaan dengan menciptakan kesempatan-kesempatan positif dan bersifat membangun? (3) lebih baik mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif dan melakukan kegiatan-kegiatan produktif. Misalnya mencari pengetahuan tentang pengawetan makanan sehingga pada masa panen (buah, sayur, hasil kebun) dapat dimanfaatkan untuk masa-masa sulit (misalnya masa bencana alam entah itu gempa atau banjir).

Lain halnya apabila pikiran kita senantiasa tertuju pada pencarian akan rahasia kerajaan Allah. Semakin hari kita akan semakin tahu akan kebenaran yang memerdekakan (Yoh. 8:32 ITB). Dengan demikian pikiran kita dipenuhi dengan kebenaran dari Allah dan kita akan bisa bersyafaat bagi umat-Nya. Kita pun layak untuk menjadi imam-Nya (imamat yang rajani; 1 Pet. 2:9).

Sikap masa bodoh dan tidak mau belajar adalah suatu pilihan.
Kita bisa membiarkan pikiran kita mengembara ke mana-mana dan membayangkan hal-hal yang hanya ada di dunia khayalan. Bisa juga kita membiarkan pikiran kita terisi dengan roh perusak dan tontonan-tontonan yang hanya memuaskan jiwa kita sesaat saja. Bijaksanalah apabila kita mau menjagai pikiran kita dengan tidak membiarkan dua hal tersebut terjadi.

Paulus menasehatkan supaya kita tidak menjadi serupa dengan dunia namun selalu memperbaharui akal budi kita sehingga kita bisa membedakan manakah yang menjadi kehendak Allah dan mana yang bukan kehendak-Nya. Bahkan kita akan bisa membedakan manakah yang baik, yang berkenan dan yang sempurna (Rm. 12:2 ITB)

Sudah saatnya kita mentaati firman Allah melalui tindakan. Marilah kita mencari Dia dan mengenal-Nya lebih dekat, supaya kita tidak digolongkan sebagai orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Prosperity


... observe what the Lord your God requires: Walk in his ways, and keep his decrees and commands, his laws and requirements,as written in the Law of Moses, so that you may prosper in all you do and wherever you go...

The Holy Bible : New International Version. 1996, c1984 (electronic ed.) (1 Ki 2:3). Grand Rapids: Zondervan.

Takut Akan Allah

PRAISE THE Lord! (Hallelujah!) Blessed (happy, fortunate, to be envied) is the man who fears (reveres and worships) the Lord, who delights greatly in His commandments. [Deut. 10:12.]
2 His [spiritual] offspring shall be mighty upon earth; the generation of the upright shall be blessed.
3 Prosperity and welfare are in his house, and his righteousness endures forever.
4 Light arises in the darkness for the upright, gracious, compassionate, and just [who are in right standing with God].

The amplified Bible, containing the amplified Old Testament and the amplified New Testament. 1987 (Ps 112:1-4). La Habra, CA: The Lockman Foundation.

Takut akan Allah di atas bukan dalam arti negatif, melainkan memuji, menghormati, mengagumi Dia, serta berkeinginan untuk menyenangkan hati-Nya. Rasa takut akan Allah seperti itulah yang membawa berkat ke dalam hidup orang yang percaya kepada-Nya!

Mengatasi Segala Kesulitan

Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. (Yes 43:2)

Kita boleh berpegang pada janji Allah bahwa Dia akan menolong kita melalui kesulitan-kesulitan yang kita hadapi sebab (1) Dialah yang menciptakan kita, (2) Dia telah menebus kita, (3) Dia telah memanggil nama kita, dan kita adalah milik-Nya (Lihat Yes 43:1).

Banyak Janji

Ada begitu banyak janji Allah kepada kita. Janji-janji itu berisi berkat dan keselamatan, yang menyatakan bahwa Allah senantiasa menyertai kita pada setiap keadaan. Meskipun demikian, banyak orang masih mempertanyakan, “Apakah kita bisa mempercayai Allah?” Kenyataannya adalah Allah setia. Dan justru melalui masalah itulah seringkali kita melihat kebesaran-Nya. Bagaimana Dia meluputkan kita dari malapetaka, dan kasihnya itu selalu menopang kita. Melalui masalah kita semakin yakin bahwa Allah itu dapat diandalkan sepenuhnya. Dan kita pun dibawa pada pengenalan akan Dia, secara lebih mendalam.

Pembaharuan dari Allah

Pemazmur menasehatkan apabila kita sakit - secara fisik, emosional atau pun rohani – maka Allah sanggup menyembuhkan dan memperbaharui kita. Yesaya juga meneguhkan bahwa kekuatan sejati kita datangnya hanya dari Allah. Dia tidak membiarkan kita letih!

2 Bless (affectionately, gratefully praise) the Lord, O my soul, and forget not [one of] all His benefits—

3 Who forgives [every one of] all your iniquities, Who heals [each one of] all your diseases,

4 Who redeems your life from the pit and corruption, Who beautifies, dignifies, and crowns you with loving-kindness and tender mercy;

5 Who satisfies your mouth [your necessity and desire at your personal age and situation] with good so that your youth, renewed, is like the eagle’s [strong, overcoming, soaring]! [Isa. 40:31.]

The amplified Bible, containing the amplified Old Testament and the amplified New Testament. 1987 (Ps 103:2-5). La Habra, CA: The Lockman Foundation.

30 Even youths grow tired and weary, and young men stumble and fall;

31 but those who hope in the Lord will renew their strength. They will soar on wings like eagles; they will run and not grow weary, they will walk and not be faint.

The Holy Bible : New International Version. 1996, c1984 (electronic ed.) (Is 40:30-31). Grand Rapids: Zondervan.

Kekuatan dari Allah

1 God is our refuge and strength, an ever-present help in trouble.

2 Therefore we will not fear, though the earth give way and the mountains fall into the heart of the sea,

The Holy Bible : New International Version. 1996, c1984 (electronic ed.) (Ps 46:1-2). Grand Rapids: Zondervan.

Saya yakin Martin Luther mendapatkan kekuatan dari Allah melalui Firman-Nya itu. Di tengah gejolak reformasi dimana besar kemungkinan ia ditawan atau dihukum mati, ia menulis himne dari ayat pembukaan Mazmur 46 dengan judul “Let us sing the 46th Psalm” dan beredar pada tahun 1529. Syair dan musiknya pun segera tersebar luas ke seluruh pelosok Jerman.

Mengingat apa yang dituliskan Pemazmur itu, kita juga bisa mendapatkan kekuatan Allah, kapan saja kita membutuhkannya.

Friday, August 28, 2009

Belajar Theology

Dalam bukunya Mere Christianity, C. S. Lewis menuliskan, "[If] you do not listen to Theology, that will not mean that you have no idea about God. It will mean that you have a lot of wrong ones--bad, muddled, out-of-date ideas." Kalau Bruce Milne menyatakan bahwa setiap orang kristen adalah theolog, Charles Ryrie lebih jauh menegaskan bahwa setiap orang adalah theolog.

Menyadari hal itu, sudah semestinya kalau setiap orang kristen menjadikan diri mereka pembelajar dalam upaya mengenal Bapa, jalan-jalan-Nya, dan juga kehendak-Nya bagi hidup kita. Dengan tidak melupakan untuk mempraktekkan iman kita dalam kehidupan sehari-hari, kita dituntut untuk bertumbuh dalam pengetahuan akan Allah. Untuk dapat melakukan tindakan yang benar, pilihan yang tepat, maupun gaya hidup yang berkenan, kita perlu pengetahuan.

Pengetahuan bisa menjadikan orang sombong, tetapi mengabaikan pengetahuan akan Allah juga merupakan kesombongan yang lain. Alih-alih terperangkap dalam kesombongan, pengetahuan kita semestinya membawa pertumbuhan iman.

Setelah belajar dan mengerti, semestinya kita seperti ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga, yaitu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya (Mat.13:52).

Pengajaran Yesus merupakan kejutan besar bagi orang Yahudi zaman itu. Firman hidup itu menusuk amat dalam, melampaui hati dan pikiran mereka, bahkan menelanjangi kebenaran semu yang selama ini mereka pahami. Misalnya saja mengenai pengertian mereka bahwa orang Yahudi, sebagai keturunan Abraham, sudah selayaknya mewarisi kekayaan duniawi atas janji Allah dan nantinya pasti juga masuk surga. Pengertian ini tumbang dengan cerita Yesus mengenai Lazarus dan orang kaya (lih. Luk.16:19-31).

Memang sejak jaman Ezra para ahli Taurat, yang juga merupakan golongan terpandang, telah melaksanakan tugas mereka mempertahankan hukum Allah, memperlajarinya, serta mempraktekkan hukum-hukum tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan berjalannya waktu, pelaksanaannya menjadi rutinitas yang membosankan. Bahkan dengan tambahan tradisi sana-sini, rakyat menjadi terbebani olehnya (Lih.
Luk.11:46-52).

Seperti yang telah dilakukan olah para ahli Taurat di masa Yesus, di jaman sekarang, orang bisa juga berbuat hal yang sama dengan theologi kristen: menjadikannya senjata untuk membenarkan diri dan menyudutkan golongan tertentu. Karena itu mempelajarinya butuh kerendahan hati dan tuntunan Roh Kudus, sambil mengingat bahwa kita tidak hanya butuh doktrin yang benar, tetapi hubungan yang benar, baik dengan Allah dan saudara kita. Berdoa akan mendasari hubungan itu tetap terjaga.

Selamat belajar! ***)

Tuesday, June 16, 2009

Iman: Bukan Sekadar Percaya Di Pikiran

Ibrani 11:1 memberikan definisi iman menurut Alkitab: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sedangkan C.S. Lewis menyatakan iman adalah: the art of holding on to things your reason has once accepted, in spite of your changing moods.

Para penulis Perjanjian Baru menggunakan kata 'pistis' untuk (bc. diterjemahkan menjadi) iman dan 'pisteuo' untuk percaya. Tetapi iman yang dituliskan dalam Alkitab tidak sekadar percaya dalam pikiran kita atau menerima kebenaran pernyataan kebenaran Alkitab. Yakobus dalam suratnya mencatat,"Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar (Yak.2:19 | James 2:19)." Jadi mempercayai kebenaran dalam Alkitab semata, tidak sama dengan menjalani iman kristen.

Ilustrasi pemain akrobat berjalan di atas seutas tali sering digunakan untuk mendukung pernyataan tentang iman itu. Melihat kenyataan bahwa si pemain sanggup berjalan di atas seutas tali yang terikat di atas dua atap gedung bertingkat, tidak membuat penonton mempercayakan diri mereka kepada pemain akrobat untuk digendong ketika melakukan akrobat yang sama.

Orang Kristen seringkali berlaku seperti penonton akrobat tersebut ketika berhadapan dengan kebenaran Alkitab. Tak heran, bila banyak orang terheran-heran karenanya, sampai ada yang menyebut orang seperti itu sebagai batu sandungan.

Kalau batu yang menyebabkan kita tersandung bisa kita ambil dan kita buang, tidaklah demikian dengan orang yang disebut sebagai 'batu sandungan.' Mereka selalu ada di sekitar kita: pendeta korupsi, penatua pemabuk, majelis penjudi, atau orang-orang yang mengaku kristen tetapi tidak hidup berpadanan dengan Injil.

Nasihat Paulus dan Timotius kepada jemaat Filipi mengenai hal itu jelas bagi kita: ...hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah (Flp.1:27,28 | Philippians 1:27-28).

Karena itu, apabila kita mempercayai kebenaran Alkitab haruslah kita bertindak sesuai dengannya, supaya bisa dikatakan kita beriman. Dengan kata lain kita harus mempunyai komitmen dengan apa yang kita percayai: setiap tindakan harus mencerminkan perkataan dan kepercayaan kita.***)

Friday, June 12, 2009

Mazmur 11

1 Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Pada TUHAN aku berlindung, bagaimana kamu berani berkata kepadaku: "Terbanglah ke gunung seperti burung!" [Ps. 11:1]
2 Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap. [Ps. 11:2]
3 Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? [Ps. 11:3]
4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia. [Ps. 11:4]
5 TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan. [Ps. 11:5]
6 Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka. [Ps. 11:6]
7 Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya. [Ps. 11:7]

Kita sering mendengar kutipan Mazmur 11 ayat 3 [Psalm 11:3]: Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? Pernyataan yang hebat!

Apabila dasar dihancurkan, bangunan akan runtuh. Yesus juga mengajarkan hal senada, yaitu tentang orang yang membangun di atas pasir, dibandingkan dengan orang yang membangun di atas batu.

Bangunan dengan pondasi pasir roboh dikala angin ribut melanda. Hebat pula kerusakannya. Bayangkan, jika bangunan berpondasi pasir tidak kokoh, apalagi tanpa pondasi.

Pondasi Alkitab sudah diserang habis-habisan. Kitab Kejadian yang membeberkan Allah berikut karya penciptaan-Nya dan awal mula sejarah manusia sampai mereka jatuh ke dalam dosa, memegang kunci keseluruhan Firman Allah. Apabila dicabut, kedatangan Yesus ke dunia dan tujuan-Nya menjadi lelucon belaka.

~.~

Mazmur 11 [Psalm 11:1] diawali dengan kata-kata penuh iman: Pada TUHAN aku berlindung [In the LORD {Yahweh} I take refuge].

Berbeda dengan orang-orang di sekelilingnya yang penuh ketakutan dan menganjurkan untuk melakukan apa yang dianggap masuk akal bagi mereka, melarikan diri, ia tetap percaya pada perlindungan Tuhannya.

"Terbanglah ke gunung seperti burung!" (ay. 1) - “Flee like a bird to your mountain?” [Ps. 11:1]

Melarikan diri dan meninggalkan Tuhan ketika dalam kesulitan besar bukanlah pilihannya. Meskipun orang jahat begitu bebas, dan serangannya diarahkan kepadanya, lebih baik menghadapi setiap kesulitan bersama Allah, dan bukan sendirian.

Ia tidak undur meskipun orang-orang fasik menyerang secara gelap, bahkan dasar dihancurkan: dua keadaan yang menggambarkan keadaan tanpa harapan. Ia tidak undur juga, ketika orang-orang sampai bertanya: apakah yang dapat dilakukan orang benar itu?

Salah. Sungguh salah. Mereka mengajukan pertanyaan yang salah. Memang dalam keadaan seperti itu, apa yang dilakukan orang benar tidak membuat perbedaan, tetapi ajukanlah pertanyaan yang tepat. Itulah yang ada dalam pikiran Pemazmur. Pikirannya berbeda arah dengan pemikiran orang di sekelilingnya. Ia berpikir tentang apa yang Tuhan akan lakukan dan sanggup lakukan dalam keadaan itu!

~.~

Bacalah ayat 4-7 [Psalm 11:4-7]. Itulah jawaban imannya.
Tuhan itulah yang menerbitkan matahari bagi semua orang tanpa peduli ia baik atau jahat. Dia juga menguji orang-orang benar, supaya tampak kecemerlangannya. Bagaimana kita tahu hati Daniel diantara teman sekantornya, kalau dia tidak dihadapkan pada perapian yang menyala? Bagaimana kita tahu hati Nuh diantara tetangga RTnya bila tidak dihadapkan pada air bah? Bagaimana kita tahu hati Ayub di tengah-tengah segala kepunyaannya, kalau dia tidak sakit kusta?

Akhirnya: ...TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.***

Tuhan menguji, Iblis mencobai

Menguji dan mencobai adalah kata yang sepadan. Apabila motivasi dibubuhkan pada subyek pelaku maka hasil yang mereka harapkan tentu saja berbeda.

Tuhan bermaksud merendahkan hati kita dan menguji untuk mengetahui apa yang ada dalam hati kita, apakah kita berpegang teguh pada ketetapan-Nya atau tidak.

Dia hendak memberikan tempat yang baik, yaitu tanah perjanjian. Di Kitab Ulangan gambaran mengenai tanah perjanjian diberikan kepada kita beserta peringatan untuk kita indahkan.

~.~

Ulangan 8:7-20 [Deuteronomy 8:7-20]

7 Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung; [Deuteronomy 8:7]

8 suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya; [Deuteronomy 8:8]

9 suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga. [Deuteronomy 8:9]

10 Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu. [Deuteronomy 8:10]

11 Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; [Deuteronomy 8:11]

12 dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, [Deuteronomy 8:12]

13 dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, [Deuteronomy 8:13]

14 jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, [Deuteronomy 8:14]

15 dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras, [Deuteronomy 8:15]

16 dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya. [Deuteronomy 8:16]

17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. [Deuteronomy 8:17]

18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. [Deuteronomy 8:18]

19 Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa; [Deuteronomy 8:19]

20 seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu." [Deuteronomy 8:20]

~.~

Sedangkan Iblis berkeinginan menarik kita jatuh ke dalam dosa. Bisa jadi ia pengin punya banyak teman di neraka, atau mungkin ia lagi mencari banyak pengikut berhubung sekarang ia masih kalah jumlah dibandingkan tentara Allah. Untuk menyamakannya ia masih perlu pengikut sebanyak 1/2 malaikat di surga sekarang.

Jadi apabila kita dicobai untuk berbuat dosa, itu datangnya bukan dari Allah. Kitab Yakobus menyatakannya dengan jelas. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. (Yak.1:13 | James 1:3)

Ayat berikutnya menerangkan bahwa kita pun dicobai oleh keinginan sendiri.
Yak.1:14, 15 [ James 1:14-15]
14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Terhadap tiga hal inilah: keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup dahulu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dan terhadap ketiga hal itu pula Yesus menang atas pencobaan Iblis (Lih. Kej. 3 | Genesis 3, Mat. 4 | Matthew 4, 1 Yoh.2:16 | 1 John 2:16).

Karena Dia telah menang atas pencobaan, maka Dia sanggup menolong kita apabila kita sedang menghadapi pencobaan (Ibr.2:18 | Hebrew 2:18). Kita perlu rendah hati dan menjaga mulut seperti dituliskan: Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.(1 Sam.2:3 | 1 Samuel 2:3). Daripada kata-kata tak karuan keluar dari mulut, lebih baik kita berjaga-jaga dan berdoa supaya jangan jatuh ke dalam pencobaan (Mat. 6:13 | Matthew 6:13). Tentu saja kita tak boleh melupakan Firman Allah, sebaliknya benih Firman itu harus memperoleh tanah yang baik di dalam hati kita. Bila tidak demikian, pada masa pencobaan orang bisa murtad karenanya (Luk.8:13 | Luke 8:13).

Ingat juga bahwa: Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Kor. 10:13 | 1 Cor. 10:13)

Karena itu, seperti nasihat penulis Kitab Yakubus, kita perlu menganggapnya sebagai seuatu kebahagiaan apabila kita jatuh ke dalam berbagai pencobaan. Bertahanlah. Kalahkan pencobaan, upahmu menanti.

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yak.1:12 | James 1:12)

Sebelum jatuh ke dalam berbagai pencobaan berdoalah begini: ...janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat...(Mat. 6:13 | Matthew 6:13)

Semoga lulus!***

Wednesday, June 10, 2009

Kembali Ke Pokok Penting: Menyampaikan Injil Keselamatan

Suatu ketika enam orang teman masuk kamar saya dan mengunci pintu. Salah satu dari mereka menggeser kursi tepat di depan pintu dan mendudukinya. Tidak ada jalan keluar. Mereka ingin tahu tentang Yesus, atau mungkin lebih tepat, mereka ingin menyampaikan sanggahan-sanggahan mengenai Yesus dan Alkitab.
Adu argumentasi pun berlangsung. Somehow, sanggahan demi sanggahan mereka runtuh. Satu persatu mereka pun meninggalkan kamar saya.

Orang terakhir bertahan sampai menjelang pagi, lalu ia pun keluar dan minta untuk melanjutkan 'diskusi' itu keesokan harinya. Dia pinjam Alkitab saya lalu dibawa ke kamarnya.

Sekitar tiga jam setelah saya sempat memejamkan mata, dia sudah mengetuk pintu. Pagi itu dia menanyakan tentang Nabi Lot, dan ketika saya minta dia membaca bagian akhir Kitab Kejadian pasal 19, dia pun ngeloyor pergi, tampak kecewa.

Dalam menjelaskan iman kita kepada mereka yang ingin tahu, kadang-kadang kita terjebak untuk sekadar menang dalam adu argumen: apa yang aku percayai benar, dan apa yang kau percayai salah. Semestinya semuanya itu harus diawali dari motivasi kita untuk selalu memuliakan dan mengagungkan Tuhan Yesus Kristus. Nasihat Petrus berikut ini pun semestinya kita perhatikan: "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu (1 Ptr. 3:15,16)."

Semua argumentasi yang kita berikan bukan untuk membuktikan Firman Allah, tetapi lebih tepat kalau argumentasi itu untuk membantu kita meletakkan dasar iman. Jadi setelah kita paparkan informasi yang mendukung iman kita, haruslah kita kembali ke pokok penting, yaitu hubungan orang itu dengan Kristus. Dengan demikian, tidak saja kita akan berkesempatan menyampaikan Injil keselamatan kepada rekan kita, tetapi juga kita tidak akan menggantikan Firman Allah dengan argumentasi.

Percayailah Firman Allah. Ia bekerja dan tepat mengenai sasaran. Seperti dituliskan dalam Kitab Ibrani: Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita (Ibr. 4:12). ***