Ibrani 11:1 memberikan definisi iman menurut Alkitab: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sedangkan C.S. Lewis menyatakan iman adalah: the art of holding on to things your reason has once accepted, in spite of your changing moods.
Para penulis Perjanjian Baru menggunakan kata 'pistis' untuk (bc. diterjemahkan menjadi) iman dan 'pisteuo' untuk percaya. Tetapi iman yang dituliskan dalam Alkitab tidak sekadar percaya dalam pikiran kita atau menerima kebenaran pernyataan kebenaran Alkitab. Yakobus dalam suratnya mencatat,"Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar (Yak.2:19 | James 2:19)." Jadi mempercayai kebenaran dalam Alkitab semata, tidak sama dengan menjalani iman kristen.
Ilustrasi pemain akrobat berjalan di atas seutas tali sering digunakan untuk mendukung pernyataan tentang iman itu. Melihat kenyataan bahwa si pemain sanggup berjalan di atas seutas tali yang terikat di atas dua atap gedung bertingkat, tidak membuat penonton mempercayakan diri mereka kepada pemain akrobat untuk digendong ketika melakukan akrobat yang sama.
Orang Kristen seringkali berlaku seperti penonton akrobat tersebut ketika berhadapan dengan kebenaran Alkitab. Tak heran, bila banyak orang terheran-heran karenanya, sampai ada yang menyebut orang seperti itu sebagai batu sandungan.
Kalau batu yang menyebabkan kita tersandung bisa kita ambil dan kita buang, tidaklah demikian dengan orang yang disebut sebagai 'batu sandungan.' Mereka selalu ada di sekitar kita: pendeta korupsi, penatua pemabuk, majelis penjudi, atau orang-orang yang mengaku kristen tetapi tidak hidup berpadanan dengan Injil.
Nasihat Paulus dan Timotius kepada jemaat Filipi mengenai hal itu jelas bagi kita: ...hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah (Flp.1:27,28 | Philippians 1:27-28).
Karena itu, apabila kita mempercayai kebenaran Alkitab haruslah kita bertindak sesuai dengannya, supaya bisa dikatakan kita beriman. Dengan kata lain kita harus mempunyai komitmen dengan apa yang kita percayai: setiap tindakan harus mencerminkan perkataan dan kepercayaan kita.***)
No comments:
Post a Comment