Tuesday, June 16, 2009

Iman: Bukan Sekadar Percaya Di Pikiran

Ibrani 11:1 memberikan definisi iman menurut Alkitab: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sedangkan C.S. Lewis menyatakan iman adalah: the art of holding on to things your reason has once accepted, in spite of your changing moods.

Para penulis Perjanjian Baru menggunakan kata 'pistis' untuk (bc. diterjemahkan menjadi) iman dan 'pisteuo' untuk percaya. Tetapi iman yang dituliskan dalam Alkitab tidak sekadar percaya dalam pikiran kita atau menerima kebenaran pernyataan kebenaran Alkitab. Yakobus dalam suratnya mencatat,"Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar (Yak.2:19 | James 2:19)." Jadi mempercayai kebenaran dalam Alkitab semata, tidak sama dengan menjalani iman kristen.

Ilustrasi pemain akrobat berjalan di atas seutas tali sering digunakan untuk mendukung pernyataan tentang iman itu. Melihat kenyataan bahwa si pemain sanggup berjalan di atas seutas tali yang terikat di atas dua atap gedung bertingkat, tidak membuat penonton mempercayakan diri mereka kepada pemain akrobat untuk digendong ketika melakukan akrobat yang sama.

Orang Kristen seringkali berlaku seperti penonton akrobat tersebut ketika berhadapan dengan kebenaran Alkitab. Tak heran, bila banyak orang terheran-heran karenanya, sampai ada yang menyebut orang seperti itu sebagai batu sandungan.

Kalau batu yang menyebabkan kita tersandung bisa kita ambil dan kita buang, tidaklah demikian dengan orang yang disebut sebagai 'batu sandungan.' Mereka selalu ada di sekitar kita: pendeta korupsi, penatua pemabuk, majelis penjudi, atau orang-orang yang mengaku kristen tetapi tidak hidup berpadanan dengan Injil.

Nasihat Paulus dan Timotius kepada jemaat Filipi mengenai hal itu jelas bagi kita: ...hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah (Flp.1:27,28 | Philippians 1:27-28).

Karena itu, apabila kita mempercayai kebenaran Alkitab haruslah kita bertindak sesuai dengannya, supaya bisa dikatakan kita beriman. Dengan kata lain kita harus mempunyai komitmen dengan apa yang kita percayai: setiap tindakan harus mencerminkan perkataan dan kepercayaan kita.***)

Friday, June 12, 2009

Mazmur 11

1 Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Pada TUHAN aku berlindung, bagaimana kamu berani berkata kepadaku: "Terbanglah ke gunung seperti burung!" [Ps. 11:1]
2 Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap. [Ps. 11:2]
3 Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? [Ps. 11:3]
4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia. [Ps. 11:4]
5 TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan. [Ps. 11:5]
6 Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka. [Ps. 11:6]
7 Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya. [Ps. 11:7]

Kita sering mendengar kutipan Mazmur 11 ayat 3 [Psalm 11:3]: Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? Pernyataan yang hebat!

Apabila dasar dihancurkan, bangunan akan runtuh. Yesus juga mengajarkan hal senada, yaitu tentang orang yang membangun di atas pasir, dibandingkan dengan orang yang membangun di atas batu.

Bangunan dengan pondasi pasir roboh dikala angin ribut melanda. Hebat pula kerusakannya. Bayangkan, jika bangunan berpondasi pasir tidak kokoh, apalagi tanpa pondasi.

Pondasi Alkitab sudah diserang habis-habisan. Kitab Kejadian yang membeberkan Allah berikut karya penciptaan-Nya dan awal mula sejarah manusia sampai mereka jatuh ke dalam dosa, memegang kunci keseluruhan Firman Allah. Apabila dicabut, kedatangan Yesus ke dunia dan tujuan-Nya menjadi lelucon belaka.

~.~

Mazmur 11 [Psalm 11:1] diawali dengan kata-kata penuh iman: Pada TUHAN aku berlindung [In the LORD {Yahweh} I take refuge].

Berbeda dengan orang-orang di sekelilingnya yang penuh ketakutan dan menganjurkan untuk melakukan apa yang dianggap masuk akal bagi mereka, melarikan diri, ia tetap percaya pada perlindungan Tuhannya.

"Terbanglah ke gunung seperti burung!" (ay. 1) - “Flee like a bird to your mountain?” [Ps. 11:1]

Melarikan diri dan meninggalkan Tuhan ketika dalam kesulitan besar bukanlah pilihannya. Meskipun orang jahat begitu bebas, dan serangannya diarahkan kepadanya, lebih baik menghadapi setiap kesulitan bersama Allah, dan bukan sendirian.

Ia tidak undur meskipun orang-orang fasik menyerang secara gelap, bahkan dasar dihancurkan: dua keadaan yang menggambarkan keadaan tanpa harapan. Ia tidak undur juga, ketika orang-orang sampai bertanya: apakah yang dapat dilakukan orang benar itu?

Salah. Sungguh salah. Mereka mengajukan pertanyaan yang salah. Memang dalam keadaan seperti itu, apa yang dilakukan orang benar tidak membuat perbedaan, tetapi ajukanlah pertanyaan yang tepat. Itulah yang ada dalam pikiran Pemazmur. Pikirannya berbeda arah dengan pemikiran orang di sekelilingnya. Ia berpikir tentang apa yang Tuhan akan lakukan dan sanggup lakukan dalam keadaan itu!

~.~

Bacalah ayat 4-7 [Psalm 11:4-7]. Itulah jawaban imannya.
Tuhan itulah yang menerbitkan matahari bagi semua orang tanpa peduli ia baik atau jahat. Dia juga menguji orang-orang benar, supaya tampak kecemerlangannya. Bagaimana kita tahu hati Daniel diantara teman sekantornya, kalau dia tidak dihadapkan pada perapian yang menyala? Bagaimana kita tahu hati Nuh diantara tetangga RTnya bila tidak dihadapkan pada air bah? Bagaimana kita tahu hati Ayub di tengah-tengah segala kepunyaannya, kalau dia tidak sakit kusta?

Akhirnya: ...TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.***

Tuhan menguji, Iblis mencobai

Menguji dan mencobai adalah kata yang sepadan. Apabila motivasi dibubuhkan pada subyek pelaku maka hasil yang mereka harapkan tentu saja berbeda.

Tuhan bermaksud merendahkan hati kita dan menguji untuk mengetahui apa yang ada dalam hati kita, apakah kita berpegang teguh pada ketetapan-Nya atau tidak.

Dia hendak memberikan tempat yang baik, yaitu tanah perjanjian. Di Kitab Ulangan gambaran mengenai tanah perjanjian diberikan kepada kita beserta peringatan untuk kita indahkan.

~.~

Ulangan 8:7-20 [Deuteronomy 8:7-20]

7 Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung; [Deuteronomy 8:7]

8 suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya; [Deuteronomy 8:8]

9 suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga. [Deuteronomy 8:9]

10 Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu. [Deuteronomy 8:10]

11 Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; [Deuteronomy 8:11]

12 dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, [Deuteronomy 8:12]

13 dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, [Deuteronomy 8:13]

14 jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, [Deuteronomy 8:14]

15 dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras, [Deuteronomy 8:15]

16 dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya. [Deuteronomy 8:16]

17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. [Deuteronomy 8:17]

18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. [Deuteronomy 8:18]

19 Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa; [Deuteronomy 8:19]

20 seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu." [Deuteronomy 8:20]

~.~

Sedangkan Iblis berkeinginan menarik kita jatuh ke dalam dosa. Bisa jadi ia pengin punya banyak teman di neraka, atau mungkin ia lagi mencari banyak pengikut berhubung sekarang ia masih kalah jumlah dibandingkan tentara Allah. Untuk menyamakannya ia masih perlu pengikut sebanyak 1/2 malaikat di surga sekarang.

Jadi apabila kita dicobai untuk berbuat dosa, itu datangnya bukan dari Allah. Kitab Yakobus menyatakannya dengan jelas. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. (Yak.1:13 | James 1:3)

Ayat berikutnya menerangkan bahwa kita pun dicobai oleh keinginan sendiri.
Yak.1:14, 15 [ James 1:14-15]
14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Terhadap tiga hal inilah: keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup dahulu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dan terhadap ketiga hal itu pula Yesus menang atas pencobaan Iblis (Lih. Kej. 3 | Genesis 3, Mat. 4 | Matthew 4, 1 Yoh.2:16 | 1 John 2:16).

Karena Dia telah menang atas pencobaan, maka Dia sanggup menolong kita apabila kita sedang menghadapi pencobaan (Ibr.2:18 | Hebrew 2:18). Kita perlu rendah hati dan menjaga mulut seperti dituliskan: Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.(1 Sam.2:3 | 1 Samuel 2:3). Daripada kata-kata tak karuan keluar dari mulut, lebih baik kita berjaga-jaga dan berdoa supaya jangan jatuh ke dalam pencobaan (Mat. 6:13 | Matthew 6:13). Tentu saja kita tak boleh melupakan Firman Allah, sebaliknya benih Firman itu harus memperoleh tanah yang baik di dalam hati kita. Bila tidak demikian, pada masa pencobaan orang bisa murtad karenanya (Luk.8:13 | Luke 8:13).

Ingat juga bahwa: Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Kor. 10:13 | 1 Cor. 10:13)

Karena itu, seperti nasihat penulis Kitab Yakubus, kita perlu menganggapnya sebagai seuatu kebahagiaan apabila kita jatuh ke dalam berbagai pencobaan. Bertahanlah. Kalahkan pencobaan, upahmu menanti.

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yak.1:12 | James 1:12)

Sebelum jatuh ke dalam berbagai pencobaan berdoalah begini: ...janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat...(Mat. 6:13 | Matthew 6:13)

Semoga lulus!***

Wednesday, June 10, 2009

Kembali Ke Pokok Penting: Menyampaikan Injil Keselamatan

Suatu ketika enam orang teman masuk kamar saya dan mengunci pintu. Salah satu dari mereka menggeser kursi tepat di depan pintu dan mendudukinya. Tidak ada jalan keluar. Mereka ingin tahu tentang Yesus, atau mungkin lebih tepat, mereka ingin menyampaikan sanggahan-sanggahan mengenai Yesus dan Alkitab.
Adu argumentasi pun berlangsung. Somehow, sanggahan demi sanggahan mereka runtuh. Satu persatu mereka pun meninggalkan kamar saya.

Orang terakhir bertahan sampai menjelang pagi, lalu ia pun keluar dan minta untuk melanjutkan 'diskusi' itu keesokan harinya. Dia pinjam Alkitab saya lalu dibawa ke kamarnya.

Sekitar tiga jam setelah saya sempat memejamkan mata, dia sudah mengetuk pintu. Pagi itu dia menanyakan tentang Nabi Lot, dan ketika saya minta dia membaca bagian akhir Kitab Kejadian pasal 19, dia pun ngeloyor pergi, tampak kecewa.

Dalam menjelaskan iman kita kepada mereka yang ingin tahu, kadang-kadang kita terjebak untuk sekadar menang dalam adu argumen: apa yang aku percayai benar, dan apa yang kau percayai salah. Semestinya semuanya itu harus diawali dari motivasi kita untuk selalu memuliakan dan mengagungkan Tuhan Yesus Kristus. Nasihat Petrus berikut ini pun semestinya kita perhatikan: "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu (1 Ptr. 3:15,16)."

Semua argumentasi yang kita berikan bukan untuk membuktikan Firman Allah, tetapi lebih tepat kalau argumentasi itu untuk membantu kita meletakkan dasar iman. Jadi setelah kita paparkan informasi yang mendukung iman kita, haruslah kita kembali ke pokok penting, yaitu hubungan orang itu dengan Kristus. Dengan demikian, tidak saja kita akan berkesempatan menyampaikan Injil keselamatan kepada rekan kita, tetapi juga kita tidak akan menggantikan Firman Allah dengan argumentasi.

Percayailah Firman Allah. Ia bekerja dan tepat mengenai sasaran. Seperti dituliskan dalam Kitab Ibrani: Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita (Ibr. 4:12). ***

Monday, June 08, 2009

Kemuliaan Perjanjian Baru

Lebih dari enam ratus tahun setelah ratifikasi perjanjian yang diadakan Allah dengan Bangsa Israel melalui perantaraan Musa di kaki Gunung Sinai (Kel.24:4-8), Yeremia menubuatkan tentang akan adanya perjanjian baru (Yer. 31:31-34). Pokok perjanjiannya sama,"I will be your God, and you shall be my people," tetapi kemuliaan yang menyertai perjanjian baru itu lebih besar dibandingkan dengan kemuliaan perjanjian lama.

Pada perjanjian lama, kehendak Allah dinyatakan secara jelas kepada umat Israel, tetapi tanpa impartasi kuasa untuk menjalankannya. Akibatnya mereka berulang kali melanggar perjanjian itu. Lain halnya dengan perjanjian baru, di bawah perjanjian ini, tidak hanya keinginan, tetapi juga kekuatan untuk melakukan kehendak Allah diberikan kepada umat-Nya: Dia sendiri yang akan menaruh hukum-Nya dalam akal budi dan menuliskannya dalam hati mereka.

Darah binatang dipakai untuk mengesahkan perjanjian lama (Ibr. 9:18-20), sedangkan darah Kristus mengesahkan perjanjian baru. Penulis kitab Ibrani tentu saja tidak membiarkan pembacanya ragu bahwa perjanjian baru ini telah diadakan pada masa kini (Ibr. 8:13). Karena itu tidak perlu kita menyembelih kambing domba untuk mengesahkan perjanjian yang telah usang. Lain halnya kalau mau mengadakan pesta. Dalam mengesahkan perjanjian baru, darah Kristus tidak sekadar menyucikan bagian luar dari segala kenajisan, tetapi juga membersihkan bagian dalam: membuang hati nurani yang jahat.

Inilah nasihat dari penulis kitab Ibrani (Ibr. 10:22-25):

22. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
23. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
24. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Juga nasihat ini (Ibr. 10:35-39):

35. Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
36. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
37. "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
38. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
39. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

Perjanjian baru di dalam Kristus sungguh mulia dan penuh anugerah. Janganlah disia-siakan!***

Monday, June 01, 2009

Mengenal, Mengasihi, dan Berbuah

Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Yer.9:23,24)

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yoh.17:3)

Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran. (Hos.6:6)

~.~

Apakah semua pengetahuan kita tentang Allah akan membawa kita dekat kepada-Nya? Apakah semua yang kita ketahui tentang bagaimana hidup di hadapan Allah akan menghasilkan pengenalan akan Dia? Hopefully.

Jika kita mau berhenti sejenak dari semua kegiatan, lalu meneliti kembali kehidupan doa kita, dan jika kita mau menelusuri apa yang sesungguhnya sedang berkecamuk di dalam hati, semoga kita mendapati kenyataan betapa kurangnya kita mengenal Dia, Allah kita.

Tidak berhenti di situ saja, selanjutnya kita harus mau datang kepada-Nya dan minta penyertaan-Nya, supaya boleh bertambah pengenalan akan Dia. Apabila kita setia melakukan dua hal itu, semoga kita tidak lagi ‘buta’ jika Dia sedang berjalan bersama kita. Dan pengetahuan kita tidak akan lagi membesarkan kepala, tetapi hati.

Dengan semakin dalamnya pengenalan akan Dia maka semakin penuh rasa sayang dan hormat pula kita melakukan perintah-Nya untuk saling mengasihi (Yoh.13:34). Jangan sampai kita disebut sebagai pendusta seperti dalam ayat ini: Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. (1Yoh.2:4).

Perhatikan pula nasihat ini: “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran…” (1 Yoh.3:18,19)

Mengenal Dia, tinggal di dalam Dia, berjalan bersama-Nya, dan hidup kita pun menghasilkan banyak buah. Dan dalam hal inilah Bapa dimuliakan (Yoh.15:8)*** 

100% untuk Yesus

Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. (Mat 4:19,20)

Begitulah cerita bagaimana mereka menjadi murid-murid Yesus.

Berbeda dengan anggapan beberapa orang yang menempatkan agama sebagai pengetahuan dan mengandalkan intelektualitas mereka, atau beberapa orang yang menyangka bahwa agama haruslah melibatkan perasaan langsung dengan Allah dan perasaannya itulah sebagai kuda-kuda mereka, atau mereka yang menganggap agama sebagai panutan moral belaka, mengikut Yesus Kristus melibatkan diri seseorang seutuhnya.

Mengikut Yesus Kristus bukanlah sekadar memeluk agama. Biasanya kalau orang tua anda beragama Kristen, maka anda pun memeluk agama Kristen. Mengikut Yesus Kristus bukan memeluk agama semacam ini. Dia, pertama-tama, menginginkan hati kita sepenuhnya. Mengapa? ...karena dari situlah terpancar kehidupan (Ams.4:23). Dan Firman yang sering kita dengar di gereja inilah hasrat-Nya:

..."Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat.22:37-39).

Kalau untuk menjaga kemurnian perut perlu 100% halal, untuk mengikut Yesus Kristus pun perlu 100% diri kita. Mari kita layani Dia, Tuhan dari segala tuhan dan Raja dari segala raja, dengan milik terbaik kita: 100% untuk Yesus!***

Daftar karunia-karunia Roh Kudus

Di 1 Kor.12:8-10 Paulus menuliskan daftar karunia-karunia Roh Kudus antara lain: 1) karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, 2) karunia berkata-kata dengan pengetahuan, 3) iman, 4) karunia untuk menyembuhkan, 5) kuasa untuk mengadakan mujizat, 6) karunia untuk bernubuat, 7) karunia untuk membedakan bermacam-macam roh, 8) karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, 9) karunia untuk menafsirkan bahasa roh.

Daftar karunia Roh Kudus lain yang lebih 'down to earth' bisa kita baca pada Roma 12:6-8 antara lain karunia untuk melayani, karunia untuk mengajar, karunia untuk menasihati, karunia untuk memberi, karunia untuk memimpin, karunia untuk menunjukkan kemurahan.

Jawatan pelayanan, yang juga bisa dipandang sebagai karunia {Dia yang memberikannya untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pembangunan tubuh Kristus - Ef.4:11,12}, antara lain rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita-pemberita injil, gembala-gembala, dan pengajar-pengajar.

Dalam pesannya untuk jemaat di Korintus, Paulus menginginkan supaya kita mengetahui kebenarannya (1 Kor.12:1),  yaitu bahwa semua karunia Roh Kudus di atas dimaksudkan untuk pembangunan tubuh Kristus, dan bukan untuk menimbulkan perpecahan (1 Kor.12:7, 25).

Terhadap jemaat Korintus yang getol mengejar karunia-karunia Roh Kudus, ia menegaskan lagi,"Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat (1 Kor.14:12." Karena itulah Paulus menunjukkan jalan yang lebih utama lagi, yaitu kasih (1 Kor.12:31, 1 Kor.13).

Nasehat Paulus supaya kita mengejar karunia-karunia yang utama, terlebih lagi kasih itu (1 Kor.14:1). Bukti bahwa kita sudah bertobat dan menerima keselamatan tidaklah dilihat dari demonstrasi karunia-karunia Roh Kudus, tetapi dari ketaatan kita melakukan perintah Kristus, Sang Komandan kita (1 Yoh.4; 1 Yoh 5:1,2).

Mengenai Bahasa Roh

Bahasa roh adalah penting untuk membangun diri sendiri (1 Kor.14:4) karena kata-kata itu, asalnya dari roh kita (1 Kor. 14:14), bukan ditujukan kepada manusia, tetapi kepada Allah (1 Kor.14:2). Kalau kita berbahasa roh, maka haruslah kita juga berdoa kepada Allah dan minta supaya kita diberi karunia untuk menafsirkannya (1 Kor.14:13) dan di tengah jemaat, meskipun Paulus melebihi jemaat Korintus dalam berbahasa roh, ia lebih suka memakai kata-kata yang dapat dimengerti (1 Kor.14:18,19). Bagian terakhir dari pasal 14, nasehatnya ialah supaya kita memperoleh karunia untuk bernubuat dan " janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh" asal "...segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur" (1 Kor.14,39,40). ***

Roh Kudus, "Mission Impossible" Dan Spiderman

Bayangkan saja kalau murid-murid Tuhan Yesus pada waktu itu tidak menerima baptisan Roh Kudus, mereka pasti putus asa dalam melaksanakan amanat terakhir-Nya (Mat.28:17-20). Tetapi dengan kuasa (Kis.1:8) yang mereka terima, 'mission impossible' yang harus mereka jalankan menjadi lebih mudah. Lihat saja bagaimana dengan sekali khotbah maka sekitar 3000 orang bertobat dan ditambahkan (Kis.2:41). Lihat juga bagaimana dengan penyembuhan seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahir (Kis.3:1-7), peluang bagi pemberitaan Injil keselamatan terbuka (Kis.3:8-26) dan sekarang jumlah mereka menjadi sekitar 5000 orang (Kis.4:4).

Bahkan dalam menghadapi tentangan yang berat berupa ancaman, sesahan, pemenjaraan, dan berbagai aniaya mereka terus maju. Betapa "Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya (Kis. 6:7)".

Di Samaria, di mana Filipus memberitakan Injil, mereka semua menerimanya dengan bulat hati (Kis. 8:5-7). Sehingga dituliskan," Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu (Kis. 8:8)."

Roh Kudus telah membuat pemberitaan Injil menjadi efektif baik dalam pemberitaan di muka umum, maupun pemberitaan secara pribadi. Roh Kudus mempertemukan Filipus dengan tuaian yang telah masak, seorang sida-sida dari Ethiopia, yang telah siap menerima keselamatan (Kis. 8:26-38). Begitu pula dengan Petrus dan Kornelius (Kis.10).

Kuasa Roh Kudus memang sangat menarik perhatian orang. Tak jarang orang lupa untuk apa kuasa itu diberikan. Simon bahkan pernah tergoda untuk membeli karunia Roh Kudus (Kis.8:18-23). Uncle Ben, paman si Spiderman pernah memberi nasehat,"Remember, with great power, comes great responsibility (Film Spiderman)." Dan memang demikianlah seharusnya.

Tentu tidak susah bagi Spiderman untuk meraup keuntungan dan memperkaya diri, tetapi dia memilih sebagai Peter Parker, pemuda sederhana, yang memperoleh tambahan penghasilan dari mengantarkan pizza, dan menjadi si Spiderman, penolong orang dalam kesusahan dan pemberantas kejahatan (Film Spiderman 2).

Berbahaya jika ketenaran ditenggak tanpa ukuran. Nasehat dari orang yang mengasihi pun tidak didengar lagi (Lihat Film Spiderman 3). Supaya itu tidak terjadi jadikanlah Yesus selalu menjadi Tuhan dan Juruselamat kita dan kuasa-Nya di dalam kita selalu untuk membangun kerajaan-Nya! ***