Kita sudah tahu Yehuda adalah salah satu anak Yakub, yang keturunannya memakai namanya sebagai nama salah satu suku Israel. Siapakah dia, sehingga Sang Mesias pun mengambil jalur keturunannya, bukan keturunan Lewi, yang daripadanya para imam di Israel dipilih?
---*---
Ibr.7:11-16 Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan--sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat--apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun? Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu. Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk suku lain; dari suku ini tidak ada seorangpun yang pernah melayani di mezbah. Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam. Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek, yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.
---*---
Yehuda adalah anak Yakub dari Lea, istri yang kurang disayang suaminya. Meskipun Tuhan sudah membuka kandungannya, dan memberinya anak, ia masih berusaha keras untuk merebut hati suaminya, yang lebih mencintai Rahel. Inilah kutipan perkataan Lea yang mengungkapkan isi hatinya.
--*---
Kej.29:32 Lea mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: "Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku."
ay. 33 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku." Maka ia menamai anak itu Simeon.
ay.34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi.
---*---
Sekarang apa yang dikatakan Lea saat Yehuda lahir?
---*---
Kej.29:34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.
---*---
That's it! Ia bersyukur kepada Tuhan! Struggle-nya sudah berhenti. Dan kalimat terakhir "Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi" mungkin berarti dia tidak merasakan sakit bersalin, karena sesudah Yehuda, dia masih melahirkan beberapa anak lagi (baca Kej.30:19-21).
Mari kita lihat bagaimana masa depan anak yang disyukuri ini:
Suatu ketika Yusuf bermimpi akan menjadi lebih berkuasa daripada semua saudara, serta ayah bundanya (Kej.37:5-10). Mimpi ini, ditambah kasih sayang Yakub berikan melebihi yang ia berikan kepada saudara-saudara Yusuf, menimbulkan iri hati saudara-saudaranya itu (Kej.37:11). Pada saat ada kesempatan baik, yaitu ketika Yusuf bertugas mengirim perbekalan bagi mereka yang tengah menggembalakan ternak di padang, mereka bermaksud membunuhnya (Kej.37:18). Ruben mencegahnya.
Kej.37:21,22 Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya: "Janganlah kita bunuh dia!" Lagi kata Ruben kepada mereka: "Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia" --maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya.
Ruben bermaksud baik, tetapi tidak menyelesaikan masalah dalam keluarga mereka. Yehuda lain lagi pemikirannya. Perkataannya persuasif dan orang pun menerima perkataan itu.
Kej. 37:26,27 Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita
apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu.
Dan inilah yang mengantarkan Yusuf menggenapi mimpinya. Ia menjadi orang yang berkuasa di Mesir.
Ketika kelaparan melanda Kanaan, dan Yakub mendengar bahwa ada gandum di Mesir, maka ia menyuruh anak-anaknya membeli gandum ke sana. Benyamin tinggal di rumah. Yakub takut kehilangan dia, sebab sekarang dia menjadi kesayangan Yakub.
Di Mesir anak-anak Yakub itu bertemu dengan Yusuf, tetapi tidak mengenalinya. Sebaliknya Yusuf, mengenali mereka. Ia bermain sandiwara dengan menganggap mereka mata-mata. Singkat cerita, supaya mereka tidak dianggap mata-mata, mereka harus mengajak Benyamin ketika mereka datang lagi ke Mesir.
Yakub sangat sedih dan tidak mau melepaskan Benyamin pergi, meskipun Ruben menyerahkan dua anak laki-lakinya sebagai pengganti bila Benyamin tak kembali.
Kej.42:37 Lalu berkatalah Ruben kepada ayahnya: "Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh, jika ia tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia akan kubawa kembali kepadamu."
Bandingkan dengan perkataan Yehuda ini:
Kej.43:8-10 Lalu berkatalah Yehuda kepada Israel, ayahnya: "Biarkanlah anak itu pergi bersama-sama dengan aku; maka kami akan bersiap dan pergi, supaya kita tetap hidup dan jangan mati, baik kami maupun engkau dan anak-anak kami. Akulah yang menanggung dia; engkau boleh menuntut dia dari padaku; jika aku tidak membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya. Jika kita tidak berlambat-lambat, maka tentulah kami sekarang sudah dua kali pulang."
Sebagai ganti Benyamin, bila dia tak kembali adalah nyawanya sendiri, bukan nyawa orang lain. Dan perkataannya sangatlah masuk akal. Yakub pun mengijinkan Benyamin untuk pergi ke Mesir bersama-sama dengan mereka. Silakan baca Kej.44:18-34. Di situ Yehuda membuktikan perkataannya. Ia rela menggantikan Benyamin. Mendengar penuturan Yehuda itu, Yusuf pun tidak bisa bermain sandiwara lagi. Ia pun memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
Sebelum ia mati, inilah nubuatan Yakub mengenai Yehuda:
Kej.49:8-12 Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu.
Hebat bukan?
Kalau kita pelajari Alkitab lebih jauh, kita akan menjadi kagum dengan keturunan Yehuda ini. Salah satu yang terkenal adalah bagaimana kerajaan Yehuda mengalahkan musuh dengan puji-pujian (1 Taw.20). Ya. Yehuda! Anak yang dilahirkan dengan ucapan syukur, telah mengalahkan musuh dengan puji-pujian dan Sang Mesias pun dilahirkan ke dunia dari jalur keturunannya.***