Sunday, May 31, 2009

Hasil Yang Kita Tunggu

Cuplikan ayat-ayat di bawah ini merupakan janji yang hebat, terutama bila kita sedang menghadapi ujian iman.

Yak. 1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

Luk. 21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.

Ibr. 6:11-12 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.

Menurut kutipan di atas, ketekunan dan ketahanan akan 1) menjadikan kita sempurna dan utuh dan tak kukurangan suatu apapun, 2) memperoleh hidup kita (diartikan dalam bahasa inggris: jiwa kita), 3) menerima janji-janji Allah.

Nuh, Daniel, dan Ayub adalah tiga orang yang telah mengalami ujian iman sangat hebat. Nuh harus berhadapan dengan orang-orang segenerasi (Kej.6). Daniel yang hidup di negeri asing dan di tengah-tengah orang yang tidak beriman, menghadapi ujian dari rekan-rekan sejawatan (Dan 1-7). Sementara itu Ayub menhadapi ujian secara fisik dan mental (Ayub 1,2, 42). Dan kita tahu bahwa mereka mempercayai Allah sepenuhnya dan menang atas ujian-ujian yang mereka hadapi!

Di Ibrani 11 dituliskan daftar mereka yang memperoleh kelepasan/janji Allah secara luar biasa. Ada juga mereka yang tetap memegang teguh iman mereka sampai mati, tanpa melihat janji itu tergenapi (Ibr.11:13, 39). Dengan demikian menjadi jelas bahwa kita di bumi adalah pendatang, yang sedang mencari tanah air yang lebih baik, yaitu yang disediakan Allah sendiri. Kita rindu untuk sampai ke situ. ***

Yehuda, Siapakah Engkau?

Kita sudah tahu Yehuda adalah salah satu anak Yakub, yang keturunannya memakai namanya sebagai nama salah satu suku Israel. Siapakah dia, sehingga Sang Mesias pun mengambil jalur keturunannya, bukan keturunan Lewi, yang daripadanya para imam di Israel dipilih?

---*---

Ibr.7:11-16 Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan--sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat--apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun? Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu. Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk suku lain; dari suku ini tidak ada seorangpun yang pernah melayani di mezbah. Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam. Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek, yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.

---*---

Yehuda adalah anak Yakub dari Lea, istri yang kurang disayang suaminya. Meskipun Tuhan sudah membuka kandungannya, dan memberinya anak, ia masih berusaha keras untuk merebut hati suaminya, yang lebih mencintai Rahel. Inilah kutipan perkataan Lea yang mengungkapkan isi hatinya.

--*---

Kej.29:32 Lea mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: "Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku."
ay. 33  Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku." Maka ia menamai anak itu Simeon.
ay.34  Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi.

---*---

Sekarang apa yang dikatakan Lea saat Yehuda lahir?

---*---

Kej.29:34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.

---*---

That's it! Ia bersyukur kepada Tuhan! Struggle-nya sudah berhenti. Dan kalimat terakhir "Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi" mungkin berarti dia tidak merasakan sakit bersalin, karena sesudah Yehuda, dia masih melahirkan beberapa anak lagi (baca Kej.30:19-21).

Mari kita lihat bagaimana masa depan anak yang disyukuri ini:

Suatu ketika Yusuf bermimpi akan menjadi lebih berkuasa daripada semua saudara, serta ayah bundanya (Kej.37:5-10). Mimpi ini, ditambah kasih sayang Yakub berikan melebihi yang ia berikan kepada saudara-saudara Yusuf, menimbulkan iri hati saudara-saudaranya itu (Kej.37:11). Pada saat ada kesempatan baik, yaitu ketika Yusuf bertugas mengirim perbekalan bagi mereka yang tengah menggembalakan ternak di padang, mereka bermaksud membunuhnya (Kej.37:18). Ruben mencegahnya.

Kej.37:21,22 Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya: "Janganlah kita bunuh dia!" Lagi kata Ruben kepada mereka: "Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia" --maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya.

Ruben bermaksud baik, tetapi tidak menyelesaikan masalah dalam keluarga mereka. Yehuda lain lagi pemikirannya. Perkataannya persuasif dan orang pun menerima perkataan itu.

Kej. 37:26,27 Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita
apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu.

Dan inilah yang mengantarkan Yusuf menggenapi mimpinya. Ia menjadi orang yang berkuasa di Mesir.
Ketika kelaparan melanda Kanaan, dan Yakub mendengar bahwa ada gandum di Mesir, maka ia menyuruh anak-anaknya membeli gandum ke sana. Benyamin tinggal di rumah. Yakub takut kehilangan dia, sebab sekarang dia menjadi kesayangan Yakub.

Di Mesir anak-anak Yakub itu bertemu dengan Yusuf, tetapi tidak mengenalinya. Sebaliknya Yusuf, mengenali mereka. Ia bermain sandiwara dengan menganggap mereka mata-mata. Singkat cerita, supaya mereka tidak dianggap mata-mata, mereka harus mengajak Benyamin ketika mereka datang lagi ke Mesir.

Yakub sangat sedih dan tidak mau melepaskan Benyamin pergi, meskipun Ruben menyerahkan dua anak laki-lakinya sebagai pengganti bila Benyamin tak kembali.

Kej.42:37 Lalu berkatalah Ruben kepada ayahnya: "Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh, jika ia tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia akan kubawa kembali kepadamu."

Bandingkan dengan perkataan Yehuda ini:

Kej.43:8-10 Lalu berkatalah Yehuda kepada Israel, ayahnya: "Biarkanlah anak itu pergi bersama-sama dengan aku; maka kami akan bersiap dan pergi, supaya kita tetap hidup dan jangan mati, baik kami maupun engkau dan anak-anak kami. Akulah yang menanggung dia; engkau boleh menuntut dia dari padaku; jika aku tidak membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya. Jika kita tidak berlambat-lambat, maka tentulah kami sekarang sudah dua kali pulang."

Sebagai ganti Benyamin, bila dia tak kembali adalah nyawanya sendiri, bukan nyawa orang lain. Dan perkataannya sangatlah masuk akal. Yakub pun mengijinkan Benyamin untuk pergi ke Mesir bersama-sama dengan mereka. Silakan baca Kej.44:18-34. Di situ Yehuda membuktikan perkataannya. Ia rela menggantikan Benyamin. Mendengar penuturan Yehuda itu, Yusuf pun tidak bisa bermain sandiwara lagi. Ia pun memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.

Sebelum ia mati, inilah nubuatan Yakub mengenai Yehuda:

Kej.49:8-12 Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu.

Hebat bukan?

Kalau kita pelajari Alkitab lebih jauh, kita akan menjadi kagum dengan keturunan Yehuda ini. Salah satu yang terkenal adalah bagaimana kerajaan Yehuda mengalahkan musuh dengan puji-pujian (1 Taw.20). Ya. Yehuda! Anak yang dilahirkan dengan ucapan syukur, telah mengalahkan musuh dengan puji-pujian dan Sang Mesias pun dilahirkan ke dunia dari jalur keturunannya.***

Setelah Pertobatan, Lalu?

Perjalanan Bangsa Israel keluar dari Mesir merupakan gambaran perjalanan rohani dalam Perjanjian Baru. Perbudakan Bangsa Israel di Mesir adalah gambaran manusia berdosa. Beratnya penindasan di Mesir membuat mereka berseru kepada Tuhan. Ini mirip pula dengan seruan kita akibat beratnya dosa. Sama seperti Dia telah memberikan Musa untuk memimpin bangsa itu keluar dari Mesir, begitu pula Allah telah memberikan Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, untuk memimpin kita menuju tanah perjanjian.

Pengalaman saat kita bertobat dan menerima Yesus Kristus sering disebut lahir kembali dimana kita menerima hati baru dan, oleh iman, Yesus tinggal di dalam hati kita. Mulai saat itu kita menjadi bagian dari kekekalan, karena kekekalan ada di dalam Anak Allah. Bilamana kita meninggalkan tubuh jasmani ini, tentu saja kita akan bersama-sama dengan Tuhan.

Lalu apa yang harus kita lakukan selama kita masih ada di bumi, terutama setelah kita lahir baru? Kalau dalam perjalanan keluar dari Mesir, Musa membawa mereka menyeberangi Laut Merah, maka perjalanan seseorang yang telah lahir baru dilanjutkan dengan baptisan air.

Mengikuti Teladan Yesus

Kalau Yesus, Sang Pembaptis Sejati, saja mau merendahkan diri, menerima baptisan untuk meggenapkan seluruh kehendak Allah, bagaimana mungkin kita pengikut-Nya, tidak mau menerima baptisan?

Kuasa Baptisan

Baptisan bukan sekadar deklarasi bahwa kita telah menjadi anggota gereja, tetapi baptisan merupakan sunat rohani, yang secara fisik telah dilakukan Abraham sebagai tanda perjanjiannya dengan Allah. Sama seperti sunat jasmani, memotong dan membuang bagian yang kotor dari tubuh jasmani, maka sunat rohani ini juga akan menanggalkan tubuh yang berdosa dan membuang sifat alamiah kita yang suka berdosa. Baptisan adalah penguburan dan kebangkitan. Penguburan diri kita yang lama yang suka berdosa itu, dan bangkit dalam hidup yang baru di dalam Kristus [silakan baca kutipan ayat di bawah ini].

Kol. 2:11-13 Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita

Silakan baca juga Rm.6:1-6. ay.6: Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Yesus telah memberikan Amanat agung kepada murid-murid-Nya dalam Mat.28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Dan setelah kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, semestinya kita pun dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tunggu apa lagi?***

Menjadikan Dia Tuhan dan Kristus

Pernahkah anda membaca cerita tentang seseorang yang menemukan harta terpendam? Apakah yang dilakukan orang itu selanjutnya? Mungkin lebih mudah baginya untuk langsung mengambil harta itu dan membawanya pulang, supaya harta itu menjadi miliknya sendiri. Namun cerita dalam Alkitab mengenai hal ini tidaklah demikian. Orang itu memendamnya kembali, menjual segala miliknya dan membeli tanah tempat harta terpendam itu! (Mat. 13:44).

Sungguh bijaksana orang itu. Ia tidak mengambil apa yang bukan miliknya, tetapi ia membelinya! Ia lepaskan apa yang kurang berharga untuk sesuatu yang lebih mulia dan ia beruntung karena perbuatannya itu.

Apabila kita hendak menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, maka kita perlu mencontoh tindakan orang itu.

Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa kita tidak dapat menjadikan Yesus sebagai Juruselamat kita, kecuali kalau kita mau menjadikan-Nya terlebih dahulu sebagai Tuhan. Konsekuensi dari menjadikan Yesus sebagai Tuhan yaitu bahwa kita menjadi hamba-Nya.

Mengapa begitu susah untuk menerima Yesus? Bukankah banyak orang yang beragama Kristen dan mengaku menerima Yesus?
Memang banyak orang ingin mendapatkan harta terpendam itu tanpa mau membelinya, tetapi mencurinya dari pemilik tanah yang sah.
Orang ingin mendapatkan berkat dari mengikut Yesus. Mereka ingin mendapatkan keselamatan dari Dia, ingin memperoleh kekayaan dan perlindungan, serta ingin sembuh dari segala penyakit. Tetapi mereka tidak pernah mau menjadi hamba Yesus.
Sebaliknya mereka ingin menjadikan Yesus sebagai hamba yang melayani dan memenuhi segala kebutuhan. Yesus seolah-olah juga menjadi satpam dan tukang pukul yang menjagai keluarga mereka, dan membalaskan sakit hati mereka. Atau katakanlah, bagi orang-orang seperti itu, seolah-olah Yesus adalah Jin dalam lampu wasiat Aladin!

Bagi orang Kristen sejati, Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, dan mereka adalah hamba-Nya. Mereka melayani Dia dengan kasih, bukan atas dasar paksaan. Mereka sadar bahwa Yesus telah membebaskan mereka dari perbudakan dosa dan memberikan kemerdekaan dalam hidup. Kini meskipun mereka bebas memilih untuk mengikuti Yesus atau mengikuti kehendak sendiri, mereka memilih menghambakan diri kepada-Nya!

    "Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." (Kis. 2:36)***

Terhadap Janji Allah

Sering saya bertemu dengan orang kristen yang percaya bahwa dia akan masuk surga bila mati, tetapi dia mengalami kesulitan untuk mempercayai bahwa Allah mau mencukupi kebutuhan hidupnya, atau pun bahwa Dia mau menolong mereka dalam kesulitan hidup ini.

Kalau kita mempercayai bahwa Allah sanggup melepaskan kita dari hukuman dan murka yang akan datang, yang kita belum pernah melihatnya, bagaimana mungkin kita tidak percaya bahwa Allah juga akan menolong dan menopang kita selama kita di bumi ini?

Ilustrasi sederhana di bawah ini semoga bisa menolong bagaimana kita bisa membangun kepercayaan kita kepada Allah dengan cara yang sangat sederhana.

Istri saya bertemu dengan beberapa temannya: Cathy, Brita dan Reed. Omong punya omong mereka diundang untuk makan malam bersama di rumah kami.

"Sabtu malam jam 6.30, di rumahku." katanya untuk memastikan waktu dan tempatnya.

Sebelum mereka datang, istri saya sudah membuat daftar menu dan segala persiapan untuk makan malam itu. Sedikitpun dia tidak khawatir kalau teman-temannya itu bakal mungkir janji. Bahkan setengah jam sebelum mereka tiba, semuanya sudah siap. Meja tertata rapi dengan utensils di atasnya. Beberapa menu makanan sudah siap dan segala sesuatu yang dirancangkan untuk makan malam bersama saat itu sudah siap pula. Jam 6.30 pintu pun diketuk orang. Mereka telah datang sesuai dengan janjian yang telah disepakati bersama.

Kalau kita tanpa kesulitan mempercayai kata-kata dan janji yang kita buat dengan teman atau sahabat kita, dan bahkan terhadap janji itu kita tidak  khawatir seandainya mereka ingkar, bukankah terlebih lagi kita harus mempercayai janji-janji Allah yang telah diberikan kepada kita di dalam Alkitab?

Di tengah keadaannya yang menurut akal manusia mustahil, inilah sikap Abraham menanggapi janji Allah:

Rm.4:20-21 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan
apa yang telah Ia janjikan.

Mari kita teladani sikap bapa orang beriman itu, dan janganlah kita menjadi tawar hati di tengah kesulitan apa pun! ***

Mari Membaca Alkitab

Orang barat mempunyai pepatah 'waktu adalah uang.' Pakar motivasi kesuksesan menyatakan bahwa modal yang sama yang dimiliki setiap orang adalah waktu. Bahkan mereka menganjurkan supaya mempertanyakan manfaat sebelum membaca buku. Apakah buku ini berharga untuk aku baca? Sepadankah nilainya dengan waktu yang kuhabiskan untuk membacanya?

Seorang profesor pernah berkata, "Kalau Anda cerdas, maka Anda akan membaca buku yang menarik perhatian semua orang melebihi semua buku yang pernah ada!" Jelaslah kalau Alkitab masuk dalam kategori ini.

Lepas dari percaya atau tidaknya, Alkitab layak dibaca.

Bagi kita percaya bahwa alkitab adalah Firman Allah yang hidup, tentu saja menghabiskan waktu untuk mengetahui isinya dan merenungkannya tidak dapat dibandingkan dengan membaca buku lainnya. Tidak pula bisa dikatakan bahwa kita membuang-buang waktu membaca alkitab. Sebaliknya, setiap menit yang kita habiskan dengan membaca Alkitab merupakan investasi yang berharga. Untuk itulah kita perlu mengatur strategi dalam menginvestasikan waktu kita untuk membaca Alkitab.

Membaca Alkitab bisa dilakukan pada waktu pagi dan malam hari, serta disela-sela kesibukan kita. Berikut ini beberapa kutipan mengenai pembacaan Alkitab itu:

Yosua 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Nehemia 8:3 Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.

Nehemia 8:7 Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.

Nehemia 8:19 Bagian-bagian kitab Taurat Allah itu dibacakan tiap hari, dari hari pertama sampai hari terakhir. Tujuh hari lamanya mereka merayakan hari raya itu dan pada hari yang kedelapan ada pertemuan raya sesuai dengan peraturan.

Nehemia 9:3 Sementara mereka berdiri di tempat, dibacakanlah bagian-bagian dari pada kitab Taurat TUHAN, Allah mereka, selama seperempat hari, sedang seperempat hari lagi mereka mengucapkan pengakuan dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah mereka.

Mazmur 1:1,2 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Kartu pembacaan Alkitab akan menolong kita mengetahui sampai sejauh mana pembacaan alkitab telah kita lakukan. Kartu itu menunjukkan bahwa kita adalah orang yang dapat diperhitungkan dan dimintai pertanggungjawaban. Ketekunan kita juga akan terlihat dari isian yang kita bubuhkan pada kartu itu. Kartu itu bisa kita buat sendiri atau kita unduh dari beberapa website.

Catatan sangatlah berharga. Seorang dokter yang memeriksa pasiennya selalu mencatat hasilnya. Seorang ahli geologi yang bekerja di lapangan selalu mencatat pengamatannya di buku lapangan. Bahkan perjalanan lapangan yang menghabiskan biaya puluhan ribu dolar itu, sekembalinya hanyalah merupakan foto-foto dan catatan. Investigasi dan perenungan kita akan alkitab juga memerlukan catatan dan itu adalah sesuatu yang sangat berharga.

Jangan salah arah. Ketika kita membaca dan merenungkan alkitab, tujuannya adalah kedekatan dengan Allah dan membawa kemuliaan-Nya, bukan sekadar tambahan pengetahuan. Dari perenungan itu, kita akan tahu betapa besar dan kasih Allah kepada kita.***

*) Peringatan: pembacaan Alkitab bisa mengubah pemikiran Anda.

Alkitab Yang Mana?

Saat ini kita dimanjakan dengan banyaknya terjemahan Alkitab selain Alkitab berbahasa aslinya. Beberapa orang sampai bingung mau membaca Alkitab yang mana. Mereka lupa bahwa membaca Kitab Suci tidak mengakibatkan pembacanya memperoleh hidup yang kekal. Hanya kalau pembaca Kitab Suci itu mau datang kepada Yesus Kristus, barulah ia akan memperoleh hidup itu (silakan baca kutipan ayat di bawah ini).

Yohanes 5:39, 40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Datanglah kepada Yesus Kristus untuk menerima hidup yang kekal!

~.~

Ingatlah bahwa di luar sana, banyak orang yang rindu untuk bisa membaca Alkitab, namun tidak memilikinya.

Dari SD-SMA, saya hanya punya kitab Perjanjian Baru gratisan dari Gideon. Bisa membacanya saja sudah merupakan suatu anugerah besar buat saya. Selepas SMA, ketika saya menerima upah dari bekerja di bengkel, saya baru bisa membeli Alkitab lengkap (PB dan PL). Karena mudah dibaca dan dimengerti, waktu itu saya memilih versi terjemahan BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari) dari LAI.

Karena lingkungan saya tidak mendukung, maka Alkitab itu saya sembunyikan di antara tumpukan mesin, baru ketika saya sendirian, Kitab itu saya ambil dan baca.

Salah seorang murid SMA yang baru menerima Yesus, ikut beribadah di gereja, dan mulai rajin membaca Alkitab menerima perlakuan yang sangat kejam dari keluarganya. Tangannya diiris dengan pisau cukur, dan tidak diterima lagi sebagai anggota keluarga.

Dua cerita di atas menunjukkan kepada kita semua bahwa bagi orang-orang tertentu, untuk bisa membaca Alkitab saja (tanpa mempedulikan versi terjemahan) sudah merupakan suatu perjuangan besar. Bagi mereka, membaca Alkitab untuk bisa datang kepada Yesus Kristus lah yang terpenting, bukan versi terjemahannya.

~.~

Murid-murid Yesus sering mengalami penganiayaan dan ancaman ketika mereka berbicara kepada orang banyak, mengajar dan memberitakan kepada mereka bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati, ada keselamatan di dalam Dia (silakan baca Kisah Para Rasul 4 dan 5). Orang-orang yang tidak suka kepada murid-murid Yesus itu (4:1) mendatangi, menangkap, memenjarakan (4:3), mengadili (4:7), melarang, mengancam (4:17), bermaksud membunuh (5:33), dan menyesah mereka
(5:40). 

Murid-murid itu tidak bisa memungkiri apa yang telah mereka dengar dan lihat. Meskipun menanggung beratnya penganiayaan, mereka tetap bersaksi bahwa Yesus yang telah disalibkan, bangkit dari antara orang mati, dan kini hanya di dalam Dia lah keselamatan itu (Kis.4:12). Itulah berita Injil Keselamatan yang telah kita terima dan bisa kita baca dari Alkitab. Itu juga yang seharusnya kita sampaikan kepada sesama kita! ***

Dua Kali Menerima Roh Kudus?

Di dalam Alkitab banyak dituliskan mengenai Roh Kudus yang akan datang dan tinggal di dalam hati kita ketika kita percaya Injil keselamatan. Tidak ada janji yang menyatakan bahwa Roh Kudus akan datang dan tinggal di dalam hati kita bukan pada saat kita menerima keselamatan itu, atau bahwa Roh Kudus tidak datang dan tinggal di dalam hati kita pada saat itu. Orang Kristen percaya bahwa ketika seseorang menerima keselamatan Roh Kudus tinggal di hati orang itu.

Ingat nubuatan Yeremia atau Yehezkiel berkenaan dengan Perjanjian Baru?
Yer.31:31-34
Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."

Yeh.36:25-27 Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

Pada Kitab Perjanjian Baru banyak pula ayat-ayat yang menerangkan hal itu, beberapa di antaranya:

Yoh.7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

Rm.8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.

Ef.1:13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

Sekarang mari kita lihat Kisah Para Rasul 8:5-6 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.

ay.14 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ.

Dari kutipan di atas, semestinya Roh Kudus telah tinggal di dalam hati mereka. Lalu apa arti kalimat berikut?

Kis.8:15-16 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.

Apakah keterangan di atas yang menyatakan bahwa Roh Kudus datang dan tinggal di hati orang ketika ia menjadi percaya kepada Yesus Kristus bertentangan dengan kedua ayat di atas?

Bagaimana pula dengan kutipan di bawah ini, di mana Yesus memberikan Roh Kudus kepada mereka?

Yoh.20:19:22 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.

Bukankah mereka sudah menerima Roh Kudus saat itu? Mengapa mereka menerima Roh Kudus lagi di hari Pentekosta?

Menurut sepengetahuan saya, baik dari kalangan non-karismatik, maupun dari kalangan karismatik, mereka setuju kalau murid-murid Yesus menerima Roh Kudus dua kali. Hanya saja mereka tidak sepaham dalam
penafsirannya dalam menanggapi pertanyaan kapankah murid-murid Yesus diselamatkan.

Dari The Bible Knowledge Commentary (terbitan Dallas Theology Seminary yang non-karismatik) dinyatakan bahwa Roh Kudus yang diberikan Yesus setelah kebangkitan-Nya itu adalah pemberian Roh Kudus sebagian sebelum hari Pentekosta dan itu merupakan pemberian kuasa (spiritual power). Dan mereka menerima keselamatan di hari Pentekosta.

Kalangan karismatik beranggapan sebaliknya. Anggapan ini didasarkan pada beberapa keterangan berikut:

Rm.10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Lihat lagi kutipan dari Yoh.20-19-22. Disitu dituliskan "Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan."

Pada saat itu mereka percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Mereka menerima keselamatan dan Roh Kudus.

Mengapa Yesus memberikan Roh Kudus dengan cara mengembusi mereka? Ingat bahwa Allah melakukan hal yang sama ketika menciptakan Adam. Di buku Commentary yang saya sebut di atas, dituliskan "Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, regenerasi dengan cara mengembuskan Roh Kudus sangatlah penting supaya orang bisa menikmati persekutuan dengan Allah"

Beberapa hari sebelum Pentekosta Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya untuk menunggu di Yerusalem.

Kis.1:4-8 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Itulah baptisan Roh Kudus dan kejadiannya terpisah dari saat menerima keselamatan. ***)

Menerima Karunia Roh Kudus

Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun (Luk.4:1).

Itulah yang terjadi. Setelah dibaptis, Tuhan Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Pola ini mirip dengan perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir. Setelah melewati Laut Merah, mereka dibawa ke padang gurun dan tugu awan dan tugu api berjalan di depan mereka.

Bagaimanakan dengan umat Allah saat ini? ke padang gurun manakah kita harus pergi? Berikut ini adalah cuplikan yang menyatakan tanggapan orang-orang setelah mendengar khotbah Petrus serta nasehat Petrus atas pertanyaan mereka:

Kis.2:37-39 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."

Dari kutipan ayat di atas kita menjadi tahu bahwa kita perlu 1) bertobat, 2) memberi diri dibaptis, 3) menerima karunia Roh Kudus.
Begitu setelah kita menerima Roh Kudus, kita akan dibawanya ke padang gurun rohani.

Bagaimana kita menerima Roh Kudus? Mari kita simak apa yang Yesus katakan:

Yoh. 7:37-39 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

That's it! Haus, datang kepada Yesus, dan minumlah...***

Esensi: karismatik bukan karismatik

Mengapa pusing dengan perdebatan hal-hal yang tidak penting? i.e. boleh vs. tidak boleh, tumbang vs. tidak tumbang etc.

Paulus memberikan kita peringatan melalui surat yang ditulisnya untuk jemaat di Filipi bahwa memang: Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. (Flp.1:15)

Yang lebih menarik dari peringatan itu adalah sikapnya (lihat ay.18): "Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita..."

Secara pribadi, hidup Paulus adalah untuk Yesus Kristus. Dan semestinya kita meneladaninya. Kutipan ayat di bawah ini menyatakan isi hati Paulus itu:

Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. (Flp.1:20-21)

Dan ketika ia melayani jemaat, inilah keinginannya:

1) jemaat makin maju, dan bersukacita dalam iman (ay. 25)

2)  kemegahan jemaat di dalam Kristus makin bertambah (ay.26)

Sehingga tidak akan ada bedanya apabila ia tengah tinggal bersama mereka, ataupun ia tidak sedang di situ, hidup jemaat senantiasa berpadanan dengan Injil: mereka berdiri teguh dalam satu roh, dan sehati sejiwa penuh keberanian berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil (ay.27, 28). Bahkan seandainya kita harus menderita untuk Kristus, itu merupakan suatu karunia (ay.29).

Setuju? ***

Pertobatan

Ketika saya masih duduk di bangku SMP, saya sering bingung dengan Kekristenan. Saya membaca Alkitab, tetapi sepertinya tidak ada petunjuk yang jelas. Intinya hanya Yesus menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Saya sering bertanya-tanya, bagaimana saya bisa masuk surga? Hanya dengan percaya kepada Yesus? Kadang-kadang saya berdoa dan berkata kepada Tuhan,"Seandainya Engkau menyuruhku berbuat ini atau berbuat itu supaya aku masuk surga, tentu aku akan dengan mudah mengikuti petunjuk-Mu. Perintah-Mu hanyalah supaya aku percaya, mengasihi Engkau dan sesama. Bagaimana aku bisa yakin akan masuk surga?"

Setelah lahir baru, barulah saya mengerti akan perjanjian Allah dengan anak-anak-Nya. Ia tidak menginginkan kita melakukan ini dan itu seperti robot. Kita melakukan ini dan itu karena iman, pengharapan dan kasih. Bagaimana bisa? Kalau anda bertobat, Allah akan memperbaharui hati anda dan memperbaharui hubungan anda dengan Allah. Tanpa pertobatan, pembacaan alkitab tidak ada gunanya. Tanpa ada pembaharuan ini, dosa anda akan tetap tinggal dan menyeret anda ke jurang maut, neraka.

Yohanes 5:39, 40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Marilah kita ulas mengenai pertobatan. Apakah pertobatan itu? Siapakan yang perlu bertobat? Untuk apakah pertobatan?

Kitab Kejadian menceritakan bagaimana Allah menciptakan manusia dan menempatkannya di taman yang elok, Eden. Allah juga telah mempercayakan bumi dan isinya kepada manusia, supaya ia berkuasa atasnya. Kasih Allah yang besar itu ditunjukkan juga dengan memberikan larangan kepada manusia supaya tidak makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Sebab apabila manusia itu memakannya, ia akan mati.

Kejadian 2:16,17 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Manusia tidak waspada akan dusta Iblis. Dengan dustanya itu Iblis mengiming-imingi manusia menjadi seperti Allah. Manusia gagal mempercayai firman Allah. Ia lebih percaya kepada perkataan Iblis dan kehendaknya sendiri. Mulai saat itu manusia jatuh ke dalam dosa dan ia, secara rohani telah mati. Hubungannya yang sangat dekat dengan Allah terputus. Bukannya Allah tidak mau lagi berhubungan dekat dengan manusia, tetapi akibat dosa, manusia tidak tahan akan kemuliaan Allah. Ia menyembunyikan diri dari hadapan Allah, takut [Silakan baca Kejadian 1-3; terutama Kejadian 3].

Sejak saat itu hubungan manusia dengan Allah telah terputus. Dalam kitab perjanjian lama, hanya sesekali Allah berbicara kepada orang-orang tertentu. Ia bermaksud memulihkan hubungan itu, tetapi orang-orang pilihan-Nya gagal. Sampai Ia sendiri datang ke bumi, menebus dosa manusia dan memulihkan hubungan yang terputus itu.

Roma 3:23, 24 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Kenyataan bahwa kita ada di bumi ini dengan segala carut marutnya: iri hati, kebencian, pembunuhan, serakah, sombong, tanpa kasih dst. didukung dengan pernyataan Firman Allah yang kuat itu, menunjukkan bahwa semua orang telah jatuh ke dalam dosa dan perlu bertobat.

Yehezkiel 18:23 Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?

Yehezkiel 18:21,22 Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.

Yehezkiel 18:27 Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.

Yesaya 55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.

Ayat-ayat tersebut menjelaskan kepada kita akan kemurahan Allah dan perlunya kerendahan hati kita untuk 1] bertobat dari segala dosa kita, 2] berpegang pada segala ketetapan Tuhan, 3] melakukan kebenaran dan keadilan. Tuhan berjanji akan memberikan pengampunan kepada orang yang mau bertobat dengan tidak mengingat-ingat durhaka yang dilakukan orang itu dan malahan memberikan kehidupan.***

Pertobatan (In Action)

Kita dapat melihat pertobatan in action dari Kitab Lukas 19:1-10. Dikisahkan bahwa Zakheus adalah seorang yang mengumpulkan kekayaannya dari memungut cukai. Ia tidak disukai banyak orang karena perbuatannya itu. Tetapi perubahan dalam hidupnya terjadi dari pertemuan dengan Yesus. Ia berkata, "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." [Luk.19:8]. Hatinya yang tamak telah berubah! Bahkan sebagai ganti rugi, ia mengembalikan 4 kali lipat dari jumlah yang diperasnya. Pertobatannya tidak ditunjukkan hanya dengan mimik muka bersedih, tetapi dengan tindakan nyata. Kerendahan hatinya untuk bertobat mengalahkan rasa takut rugi dan kehilangan.

Lukas 3:8 Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan.

Yohanes dalam mempersiapkan jalan untuk Tuhan, memberikan contoh-contoh nyata dari pertobatan, yaitu dengan mengasihi sesama, untuk pemungut cukai: tidak menagih lebih banyak dari seharusnya, prajurit: tidak merampas dan memeras serta memenuhi kebutuhan secara bijaksana dengan gaji mereka sendiri.

Kisah Para Rasul 9:1-22 menceritakan pertobatan Saulus. Ia yang semula adalah pemburu, pembunuh dan penganiaya pengikut Yesus Kristus, bertobat akibat pertemuan ilahi dengan-Nya. Ia menunjukkan penyesalannya yang mendalam itu dengan berpuasa 3 hari. Lebih lagi hidupnya berubah: dari orang yang hatinya penuh amarah untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan [Kis 9:1], menjadi orang yang memberitakan Yesus [Kis. 9:20].

Contoh dari perumpamaan anak yang hilang [Lukas 15] tepat untuk menggambarkan keadaan kita semua. Anak bungsu itu meminta warisan kepada Bapanya, pergi ke negeri yang jauh, dan berfoya-foya sampai habis semua hartanya. Karena lapar dan tidak mampu membeli makanan ia berniat untuk mencuri makanan babi sebagai pengganjal perut. Di tengah penderitaannya itu, ia teringat betapa hamba-hamba di rumah Bapanya pun tidak pernah kelaparan. Ia menyesal dan pulang ke rumah Bapanya.

Di Yerusalem, Petrus menunjukkan kepada orang-orang apa yang harus mereka perbuat dengan perkataan ini,"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." [Kis.2:39,40].

Ajakan itu juga untuk anda.Apabila anda sadar bahwa anda perlu untuk bertobat, berdoalah begini:
"Tuhan Yesus, saya mau berhenti berbuat dosa dan mau menerima Engkau menjadi TUHAN dan JURU SELAMAT saya secara pribadi. Bertahtalah dalam hati saya dan saya menjadi hamba-Mu. Terima kasih Tuhan untuk keselamatan yang Engkau berikan melalui pengorbanan-Mu di kayu salib. Amin."

Bagaimana Yohanes Menangkis Supermen

Murid Yesus yang satu ini temperamennya memang tidak meledak-ledak seperti Petrus, tetapi ia tahu bagaimana menangkis supermen.

Doktrin Kristen mengenai Allah menjadi manusia: Yesus seringkali menimbulkan banyak pertanyaan. Saya ingat ketika masih kelas 4 SD, seorang kiai mendatangi saya dan bertanya,"Bagaimanakah Allah Bapa sama dengan Yesus Kristus, dan sama dengan Roh Kudus?" Waktu itu saya hanya tersenyum. Meskipun dalam hati saya bertanya balik,"Kok Bapak nggak tahu sih?," tetapi saya tak mengucapkan sepatah kata pun. Sulit untuk menjelaskannya.

Allah lahir dari perawan Maria dan menjadi manusia, Yesus. Itu merupakan suatu misteri yang menghalangi banyak orang menjadi Kristen. Terutama dengan adanya dua kata: Anak Allah. Frase ini  seringkali menimbulkan salah pengertian. Kalau Yesus adalah Anak Allah, maka ada dua Allah, bukan? Kalau begitu Tuhan orang Kristen itu banyak alias politheisme. Lantas tuduhan orang Yahudi dan orang Muslim benar donk? Atau mungkin Yesus tidaklah sama dengan Allah Bapa, alias Dia manusia biasa saja, yang juga berdosa, seperti kita ini. Tunggu dulu...kalau yang terakhir ini benar, lho kan itu jadi sama dengan pandangan penganut Saksi Yehuwa dan penganut beberapa sekte lainnya? Atau mungkin, memang benar allah itu banyak seperti diceritakan dalam mitologi Yunani? Jadi Yesus adalah salah satu 'sons of gods,'  salah satu supermen yang lahir dari perkawinan antara allah dan wanita. Benarkah?

Well...ternyata pewahyuan Yohanes dalam menuliskan Injil sangat hebat, sehingga kalau dibaca secara hati-hati, maka kemungkinan untuk disalahmengerti sangatlah tipis. Dengan demikian akan runtuh pula anggapan-anggapan di atas.

Yuk kita baca Yoh.1:1-18.

ay.1.  Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
-->Firman itu sudah ada dan kekal. Ayat 1 ini merupakan pernyataan yang kuat, yang nanti diteruskan ke ayat 14.

ay.2. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
ay.3. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
ay.4. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
ay.11. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya...

Jelas bahwa yang dimaksud dengan Firman di atas bukanlah ciptaan, melainkan salah satu Pribadi Allah. Ay.2 menjelaskan bahwa karena Dialah semuanya diciptakan, termasuk manusia. Dialah yang memberikan hidup. Jadi kita tahu darimana asalnya kehidupan. Banyak ilmuwan berupaya keras mencari penjelasannya, hanya untuk menolak bahwa hidup ini asalnya dari Dia.

ay.14. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Maka semakin jelas bahwa Allah telah menjadi manusia. Hanya ada satu Allah, dan Yesus tidak pula sama dengan salah satu 'sons of gods' mitos Yunani itu. ***

Menyambut Uluran Tangan-Nya

Meskipun pengenalan akan Allah itu tidak tergantung kepada kita, tetapi pada anugerah Allah, kenyataan yang bisa kita lihat dari pernyataan Allah di dalam Alkitab menunjukkan keinginan Allah untuk menyingkapkan rahasia diri-Nya kepada kita. Dia rindu untuk bersekutu dengan kita. Dia rindu untuk menikmati cengkrama akrab dengan ciptaan-Nya, seperti dahulu kala di taman Eden.

Uluran tangan yang penuh kasih itu tidak semestinya kita sia-siakan. Alih-alih, kita bisa menyambutnya dengan menghargai karya keselamatan-Nya.

Keselamatan gratis, seringkali menjadi ejekan orang bodoh. Pemberian itu juga seringkali disepelekan oleh orang Kristen yang tak berpengalaman. Mereka lupa bahwa keselamatan itu bukan gratis lantaran tidak ada harganya maka diberikan kepada kita, melainkan lantaran harganya terlalu mahal sehingga kita tidak sanggup mendapatkannya dengan kekuatan sendiri.

Orang yang mau menyadari hal ini tahu bahwa dosa itu tidak bisa dibayar dengan memberikan seluruh harta kekayaan yang kita miliki kepada sesama kita, bahkan tidak juga dengan memberikan nyawa kita sebagai tebusan. Segala perbuatan baik yang kita lakukan seperti sebutir pasir dalam salah satu sisi timbangan, sedangkan dosa seperti gajah duduk di sisi timbangan satunya. Satu-satunya harapan yang ada pada orang itu hanyalah menerima karya keselamatan Allah yang telah dilakukan Yesus Kristus dengan mati di kayu salib.

Kesadaran ini akan membawa perubahan sikap dalam diri orang itu. Betapa ia akan sangat bersyukur kepada Allahnya akan kemerdekaan dari belenggu dosa, dan tidak lagi dia menganggap dosa sebagai sesuatu yang remeh temeh.

Perumpamaan tentang pengampunan (Mat.18:21-35) sangat cocok  menggambarkan keadaan kita sewaktu berada dibawah belenggu dosa dan bagaimana kita menerima penebusan. Namun haruslah kita berhati-hati supaya kita tidak "mencekik" kawan sendiri (ay.28) hanya karena "hutang" kecil.

Penebusan yang sangat luar biasa itu membuat siapa saja yang menyadarinya berkeinginan untuk menjadi hamba-Nya. Mirip dengan pernyataan anak terhilang seusai ia makan makanan babi: "aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa (Luk.15:9)."

Kenyataannya kita ditebus bukan untuk menjadi hamba, tetapi supaya kita diterima menjadi anak (Gal.4:5) dan Dia telah memberikan Roh Anak-Nya di dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (ay.6). "jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah (ay.7)."

Kerinduan-Nya untuk bersekutu dengan kita, meskipun harganya teramat mahal, telah dibayar-Nya. Dia ingin supaya kita bisa bercakap-cakap dengan Dia tanpa perantara: seperti Bapa bercakap-cakap kepada anak-Nya. Dia sangat ingin menceritakan rahasia-rahasia-Nya (menunjukkan kemuliaan-Nya; Ams.25:2). Dia ingin memperkenalkan diri-Nya. Mari kita sambut uluran tangan-Nya itu!***