Sunday, May 31, 2009

Terhadap Janji Allah

Sering saya bertemu dengan orang kristen yang percaya bahwa dia akan masuk surga bila mati, tetapi dia mengalami kesulitan untuk mempercayai bahwa Allah mau mencukupi kebutuhan hidupnya, atau pun bahwa Dia mau menolong mereka dalam kesulitan hidup ini.

Kalau kita mempercayai bahwa Allah sanggup melepaskan kita dari hukuman dan murka yang akan datang, yang kita belum pernah melihatnya, bagaimana mungkin kita tidak percaya bahwa Allah juga akan menolong dan menopang kita selama kita di bumi ini?

Ilustrasi sederhana di bawah ini semoga bisa menolong bagaimana kita bisa membangun kepercayaan kita kepada Allah dengan cara yang sangat sederhana.

Istri saya bertemu dengan beberapa temannya: Cathy, Brita dan Reed. Omong punya omong mereka diundang untuk makan malam bersama di rumah kami.

"Sabtu malam jam 6.30, di rumahku." katanya untuk memastikan waktu dan tempatnya.

Sebelum mereka datang, istri saya sudah membuat daftar menu dan segala persiapan untuk makan malam itu. Sedikitpun dia tidak khawatir kalau teman-temannya itu bakal mungkir janji. Bahkan setengah jam sebelum mereka tiba, semuanya sudah siap. Meja tertata rapi dengan utensils di atasnya. Beberapa menu makanan sudah siap dan segala sesuatu yang dirancangkan untuk makan malam bersama saat itu sudah siap pula. Jam 6.30 pintu pun diketuk orang. Mereka telah datang sesuai dengan janjian yang telah disepakati bersama.

Kalau kita tanpa kesulitan mempercayai kata-kata dan janji yang kita buat dengan teman atau sahabat kita, dan bahkan terhadap janji itu kita tidak  khawatir seandainya mereka ingkar, bukankah terlebih lagi kita harus mempercayai janji-janji Allah yang telah diberikan kepada kita di dalam Alkitab?

Di tengah keadaannya yang menurut akal manusia mustahil, inilah sikap Abraham menanggapi janji Allah:

Rm.4:20-21 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan
apa yang telah Ia janjikan.

Mari kita teladani sikap bapa orang beriman itu, dan janganlah kita menjadi tawar hati di tengah kesulitan apa pun! ***

No comments: