Monday, December 28, 2009
Alkitab dan Ilmu Pengetahuan
Bermula dari melihat banyak fosil pada Formasi Southesk-Cairne, lalu penjelasan bahwa bumi terbentuk selama ratusan juta tahun, serta pemaparan teori evolusi, semua itu mengingatkan saya pada buku yang dahulu saya baca di Jogja: The Story of Liberty.
Di dalam buku itu dijelaskan bagaimana, dahulu kala, orang-orang hidup dalam ilusi dan cerita-cerita khayal yang aneh (Mungkin ini mirip dengan cerita sinetron di TV Indonesia, yang kabarnya banyak menayangkan cerita-cerita horor). Di dalam buku itu juga diceritakan bagaimana kehidupan orang-orang yang berada di bawah belenggu kebodohan dan hampir tanpa kebebasan/kemerdekaan sama sekali. Semua itu diakibatkan karena Alkitab tertutup bagi mereka. Alkitab yang hanya berbahasa Ibrani dan Yunani, dirantai di mimbar. Hanya kaum tertentu saja yang boleh membacanya. Sementara itu orang awam tidak diijinkan membaca, apalagi mempelajari Alkitab. Buku itu dianggap suci secara fisik.
Begitu reformasi terjadi, siapa saja boleh membaca Alkitab secara bebas dan mereka mulai menemukan kebenaran di dalamnya. Begitu pemikiran yang sia-sia disisihkan, dan kebenaran didengarkan, dunia menemukan masa depan yang cerah!
Ilmu pengetahuan di berbagai bidang akhirnya terlahir. Orang menikmati berbagai kekayaan alam dan teknologi baru dari penemuan-penemuan orang-orang kreatif dari setiap jaman.
Lambat laun dengan lahirnya pengetahuan, orang mulai melupakan Alkitab. Pengetahuan diandalkan untuk menggantikan Alkitab. Saat ini pun banyak profesor yang menganggap Alkitab sebagai buku dongeng. Kalau boleh diibaratkan dengan cerita rakyat, maka ilmu pengetahuan itu seperti Maling Kundang yang mendurhakai ibu yang telah melahirkannya di dunia!
Ketika Yesus lahir, ada dua peristiwa yang patut dijadikan contoh untuk membandingkan pengetahuan dengan pengagungan Allah.
Adalah orang-orang majus dari Timur yang mendalami perbintangan. Dari ilmu yang mereka pelajari, tahulah bahwa seorang Raja akan lahir di Bethlehem. Mereka telah melihat tandanya dan mempercayai apa yang mereka pelajari itu dan bergegas datang untuk menyembah dan mempersembahkan hadiah kepada Yesus. Nyata bahwa pengetahuan bisa membawa orang untuk datang menyembah kepada Penciptanya.
Sebaliknya Herodes yang waktu itu menjadi raja mengambil tindakan yang berbeda. Meskipun Herodes adalah seorang pembelajar, ia bersikap lain. lihat bagaimana dia mengumpulkan ahli kitab untuk mendengarkan kuliah dari para ahli itu. Tetapi apa yang dilakukannya jauh berbeda dengan apa yang dilakukan orang Majus dari timur tersebut. Dia malah membinasakan bayi-bayi yang diperkirakan seumur Yesus dan berusaha untuk membunuh Yesus. Di sini pengetahuan dipakai untuk usaha membunuh Sang Mesias!
Sekarang pilihannya ada pada kita yang telah diwarisi pengetahuan. Kita bisa memakainya untuk kemuliaan Allah kita, atau pun sebaliknya. Bagi saya dan keluarga, saya pilih yang pertama!
Sikap Bodoh Membawa Malapetaka
My people are destroyed for lack of knowledge: because thou hast rejected knowledge, I will also reject thee, that thou shalt be no priest to me: seeing thou hast forgotten the law of thy God, I also will forget thy children. (Hos.4:6 ASV)
Ayat ini membawa pesan penting bagi kehidupan orang percaya. Terutama pesan untuk tetap menyelidiki rahasia Kerajaan Allah dengan menggunakan pikiran kita untuk menambah pengetahuan akan kebenaran. Kutipan dari kitab Amsal menyatakan bahwa:Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu. (Ams. 25:2 ITB) dan lagi, Tuhan Yesus membeberkan hukum yang terutama dan yang pertama (Mat. 22:37 ITB) untuk mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati kita dan dengan segenap jiwa kita dan dengan segenap akal budi kita (Mat. 22:36 ITB).
Apabila kita mengabaikan atau bersikap masa bodoh terhadap kebenaran, maka akan sangat mudahlah "musuh" menghancurkan umat Allah.
Seperti telah saya contohkan pada posting sebelumnya bahwa kebodohan orang-orang jaman dahulu dengan mempercayai takhayul telah membelenggu kehidupan mereka selama berabad-abad.
Saat ini TV di Indonesia menawarkan sinetron tentang kesia-siaan. Sebagai orang percaya, sikap yang akan saya ambil adalah tidak menonton tayangan TV semacam itu. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah (1) tayangan semacam itu akan menjadi candu (mirip dengan kecanduan merokok) yang susah dihilangkan, (2) isi sinetron jauh dari realita dan menawarkan hidup di dalam angan-angan kosong. Mengapa tidak bertindak untuk mengubah keadaan dengan menciptakan kesempatan-kesempatan positif dan bersifat membangun? (3) lebih baik mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif dan melakukan kegiatan-kegiatan produktif. Misalnya mencari pengetahuan tentang pengawetan makanan sehingga pada masa panen (buah, sayur, hasil kebun) dapat dimanfaatkan untuk masa-masa sulit (misalnya masa bencana alam entah itu gempa atau banjir).
Lain halnya apabila pikiran kita senantiasa tertuju pada pencarian akan rahasia kerajaan Allah. Semakin hari kita akan semakin tahu akan kebenaran yang memerdekakan (Yoh. 8:32 ITB). Dengan demikian pikiran kita dipenuhi dengan kebenaran dari Allah dan kita akan bisa bersyafaat bagi umat-Nya. Kita pun layak untuk menjadi imam-Nya (imamat yang rajani; 1 Pet. 2:9).
Sikap masa bodoh dan tidak mau belajar adalah suatu pilihan.
Kita bisa membiarkan pikiran kita mengembara ke mana-mana dan membayangkan hal-hal yang hanya ada di dunia khayalan. Bisa juga kita membiarkan pikiran kita terisi dengan roh perusak dan tontonan-tontonan yang hanya memuaskan jiwa kita sesaat saja. Bijaksanalah apabila kita mau menjagai pikiran kita dengan tidak membiarkan dua hal tersebut terjadi.
Paulus menasehatkan supaya kita tidak menjadi serupa dengan dunia namun selalu memperbaharui akal budi kita sehingga kita bisa membedakan manakah yang menjadi kehendak Allah dan mana yang bukan kehendak-Nya. Bahkan kita akan bisa membedakan manakah yang baik, yang berkenan dan yang sempurna (Rm. 12:2 ITB)
Sudah saatnya kita mentaati firman Allah melalui tindakan. Marilah kita mencari Dia dan mengenal-Nya lebih dekat, supaya kita tidak digolongkan sebagai orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Prosperity
Takut Akan Allah
Takut akan Allah di atas bukan dalam arti negatif, melainkan memuji, menghormati, mengagumi Dia, serta berkeinginan untuk menyenangkan hati-Nya. Rasa takut akan Allah seperti itulah yang membawa berkat ke dalam hidup orang yang percaya kepada-Nya!
Mengatasi Segala Kesulitan
Banyak Janji
Pembaharuan dari Allah
Pemazmur menasehatkan apabila kita sakit - secara fisik, emosional atau pun rohani – maka Allah sanggup menyembuhkan dan memperbaharui kita. Yesaya juga meneguhkan bahwa kekuatan sejati kita datangnya hanya dari Allah. Dia tidak membiarkan kita letih!
2 Bless (affectionately, gratefully praise) the Lord, O my soul, and forget not [one of] all His benefits—
3 Who forgives [every one of] all your iniquities, Who heals [each one of] all your diseases,
4 Who redeems your life from the pit and corruption, Who beautifies, dignifies, and crowns you with loving-kindness and tender mercy;
5 Who satisfies your mouth [your necessity and desire at your personal age and situation] with good so that your youth, renewed, is like the eagle’s [strong, overcoming, soaring]! [Isa. 40:31.]
The amplified Bible, containing the amplified Old Testament and the amplified New Testament. 1987 (Ps 103:2-5). La Habra, CA: The Lockman Foundation.
30 Even youths grow tired and weary, and young men stumble and fall;
31 but those who hope in the Lord will renew their strength. They will soar on wings like eagles; they will run and not grow weary, they will walk and not be faint.
The Holy Bible : New International Version. 1996, c1984 (electronic ed.) (Is 40:30-31). Grand Rapids: Zondervan.
Kekuatan dari Allah
1 God is our refuge and strength, an ever-present help in trouble.
2 Therefore we will not fear, though the earth give way and the mountains fall into the heart of the sea,
The Holy Bible : New International Version. 1996, c1984 (electronic ed.) (Ps 46:1-2). Grand Rapids: Zondervan.
Saya yakin Martin Luther mendapatkan kekuatan dari Allah melalui Firman-Nya itu. Di tengah gejolak reformasi dimana besar kemungkinan ia ditawan atau dihukum mati, ia menulis himne dari ayat pembukaan Mazmur 46 dengan judul “Let us sing the 46th Psalm” dan beredar pada tahun 1529. Syair dan musiknya pun segera tersebar luas ke seluruh pelosok Jerman.
Mengingat apa yang dituliskan Pemazmur itu, kita juga bisa mendapatkan kekuatan Allah, kapan saja kita membutuhkannya.
Friday, August 28, 2009
Belajar Theology
Dalam bukunya Mere Christianity, C. S. Lewis menuliskan, "[If] you do not listen to Theology, that will not mean that you have no idea about God. It will mean that you have a lot of wrong ones--bad, muddled, out-of-date ideas." Kalau Bruce Milne menyatakan bahwa setiap orang kristen adalah theolog, Charles Ryrie lebih jauh menegaskan bahwa setiap orang adalah theolog.
Menyadari hal itu, sudah semestinya kalau setiap orang kristen menjadikan diri mereka pembelajar dalam upaya mengenal Bapa, jalan-jalan-Nya, dan juga kehendak-Nya bagi hidup kita. Dengan tidak melupakan untuk mempraktekkan iman kita dalam kehidupan sehari-hari, kita dituntut untuk bertumbuh dalam pengetahuan akan Allah. Untuk dapat melakukan tindakan yang benar, pilihan yang tepat, maupun gaya hidup yang berkenan, kita perlu pengetahuan.
Pengetahuan bisa menjadikan orang sombong, tetapi mengabaikan pengetahuan akan Allah juga merupakan kesombongan yang lain. Alih-alih terperangkap dalam kesombongan, pengetahuan kita semestinya membawa pertumbuhan iman.
Setelah belajar dan mengerti, semestinya kita seperti ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga, yaitu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya (Mat.13:52).
Pengajaran Yesus merupakan kejutan besar bagi orang Yahudi zaman itu. Firman hidup itu menusuk amat dalam, melampaui hati dan pikiran mereka, bahkan menelanjangi kebenaran semu yang selama ini mereka pahami. Misalnya saja mengenai pengertian mereka bahwa orang Yahudi, sebagai keturunan Abraham, sudah selayaknya mewarisi kekayaan duniawi atas janji Allah dan nantinya pasti juga masuk surga. Pengertian ini tumbang dengan cerita Yesus mengenai Lazarus dan orang kaya (lih. Luk.16:19-31).
Memang sejak jaman Ezra para ahli Taurat, yang juga merupakan golongan terpandang, telah melaksanakan tugas mereka mempertahankan hukum Allah, memperlajarinya, serta mempraktekkan hukum-hukum tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan berjalannya waktu, pelaksanaannya menjadi rutinitas yang membosankan. Bahkan dengan tambahan tradisi sana-sini, rakyat menjadi terbebani olehnya (Lih.
Luk.11:46-52).
Seperti yang telah dilakukan olah para ahli Taurat di masa Yesus, di jaman sekarang, orang bisa juga berbuat hal yang sama dengan theologi kristen: menjadikannya senjata untuk membenarkan diri dan menyudutkan golongan tertentu. Karena itu mempelajarinya butuh kerendahan hati dan tuntunan Roh Kudus, sambil mengingat bahwa kita tidak hanya butuh doktrin yang benar, tetapi hubungan yang benar, baik dengan Allah dan saudara kita. Berdoa akan mendasari hubungan itu tetap terjaga.
Selamat belajar! ***)
Tuesday, June 16, 2009
Iman: Bukan Sekadar Percaya Di Pikiran
Ibrani 11:1 memberikan definisi iman menurut Alkitab: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sedangkan C.S. Lewis menyatakan iman adalah: the art of holding on to things your reason has once accepted, in spite of your changing moods.
Para penulis Perjanjian Baru menggunakan kata 'pistis' untuk (bc. diterjemahkan menjadi) iman dan 'pisteuo' untuk percaya. Tetapi iman yang dituliskan dalam Alkitab tidak sekadar percaya dalam pikiran kita atau menerima kebenaran pernyataan kebenaran Alkitab. Yakobus dalam suratnya mencatat,"Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar (Yak.2:19 | James 2:19)." Jadi mempercayai kebenaran dalam Alkitab semata, tidak sama dengan menjalani iman kristen.
Ilustrasi pemain akrobat berjalan di atas seutas tali sering digunakan untuk mendukung pernyataan tentang iman itu. Melihat kenyataan bahwa si pemain sanggup berjalan di atas seutas tali yang terikat di atas dua atap gedung bertingkat, tidak membuat penonton mempercayakan diri mereka kepada pemain akrobat untuk digendong ketika melakukan akrobat yang sama.
Orang Kristen seringkali berlaku seperti penonton akrobat tersebut ketika berhadapan dengan kebenaran Alkitab. Tak heran, bila banyak orang terheran-heran karenanya, sampai ada yang menyebut orang seperti itu sebagai batu sandungan.
Kalau batu yang menyebabkan kita tersandung bisa kita ambil dan kita buang, tidaklah demikian dengan orang yang disebut sebagai 'batu sandungan.' Mereka selalu ada di sekitar kita: pendeta korupsi, penatua pemabuk, majelis penjudi, atau orang-orang yang mengaku kristen tetapi tidak hidup berpadanan dengan Injil.
Nasihat Paulus dan Timotius kepada jemaat Filipi mengenai hal itu jelas bagi kita: ...hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah (Flp.1:27,28 | Philippians 1:27-28).
Karena itu, apabila kita mempercayai kebenaran Alkitab haruslah kita bertindak sesuai dengannya, supaya bisa dikatakan kita beriman. Dengan kata lain kita harus mempunyai komitmen dengan apa yang kita percayai: setiap tindakan harus mencerminkan perkataan dan kepercayaan kita.***)
Friday, June 12, 2009
Mazmur 11
1 Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Pada TUHAN aku berlindung, bagaimana kamu berani berkata kepadaku: "Terbanglah ke gunung seperti burung!" [Ps. 11:1]
2 Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap. [Ps. 11:2]
3 Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? [Ps. 11:3]
4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia. [Ps. 11:4]
5 TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan. [Ps. 11:5]
6 Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka. [Ps. 11:6]
7 Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya. [Ps. 11:7]
Kita sering mendengar kutipan Mazmur 11 ayat 3 [Psalm 11:3]: Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? Pernyataan yang hebat!
Apabila dasar dihancurkan, bangunan akan runtuh. Yesus juga mengajarkan hal senada, yaitu tentang orang yang membangun di atas pasir, dibandingkan dengan orang yang membangun di atas batu.
Bangunan dengan pondasi pasir roboh dikala angin ribut melanda. Hebat pula kerusakannya. Bayangkan, jika bangunan berpondasi pasir tidak kokoh, apalagi tanpa pondasi.
Pondasi Alkitab sudah diserang habis-habisan. Kitab Kejadian yang membeberkan Allah berikut karya penciptaan-Nya dan awal mula sejarah manusia sampai mereka jatuh ke dalam dosa, memegang kunci keseluruhan Firman Allah. Apabila dicabut, kedatangan Yesus ke dunia dan tujuan-Nya menjadi lelucon belaka.
~.~
Mazmur 11 [Psalm 11:1] diawali dengan kata-kata penuh iman: Pada TUHAN aku berlindung [In the LORD {Yahweh} I take refuge].
Berbeda dengan orang-orang di sekelilingnya yang penuh ketakutan dan menganjurkan untuk melakukan apa yang dianggap masuk akal bagi mereka, melarikan diri, ia tetap percaya pada perlindungan Tuhannya.
"Terbanglah ke gunung seperti burung!" (ay. 1) - “Flee like a bird to your mountain?” [Ps. 11:1]
Melarikan diri dan meninggalkan Tuhan ketika dalam kesulitan besar bukanlah pilihannya. Meskipun orang jahat begitu bebas, dan serangannya diarahkan kepadanya, lebih baik menghadapi setiap kesulitan bersama Allah, dan bukan sendirian.
Ia tidak undur meskipun orang-orang fasik menyerang secara gelap, bahkan dasar dihancurkan: dua keadaan yang menggambarkan keadaan tanpa harapan. Ia tidak undur juga, ketika orang-orang sampai bertanya: apakah yang dapat dilakukan orang benar itu?
Salah. Sungguh salah. Mereka mengajukan pertanyaan yang salah. Memang dalam keadaan seperti itu, apa yang dilakukan orang benar tidak membuat perbedaan, tetapi ajukanlah pertanyaan yang tepat. Itulah yang ada dalam pikiran Pemazmur. Pikirannya berbeda arah dengan pemikiran orang di sekelilingnya. Ia berpikir tentang apa yang Tuhan akan lakukan dan sanggup lakukan dalam keadaan itu!
~.~
Bacalah ayat 4-7 [Psalm 11:4-7]. Itulah jawaban imannya.
Tuhan itulah yang menerbitkan matahari bagi semua orang tanpa peduli ia baik atau jahat. Dia juga menguji orang-orang benar, supaya tampak kecemerlangannya. Bagaimana kita tahu hati Daniel diantara teman sekantornya, kalau dia tidak dihadapkan pada perapian yang menyala? Bagaimana kita tahu hati Nuh diantara tetangga RTnya bila tidak dihadapkan pada air bah? Bagaimana kita tahu hati Ayub di tengah-tengah segala kepunyaannya, kalau dia tidak sakit kusta?
Akhirnya: ...TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.***
Tuhan menguji, Iblis mencobai
Menguji dan mencobai adalah kata yang sepadan. Apabila motivasi dibubuhkan pada subyek pelaku maka hasil yang mereka harapkan tentu saja berbeda.
Tuhan bermaksud merendahkan hati kita dan menguji untuk mengetahui apa yang ada dalam hati kita, apakah kita berpegang teguh pada ketetapan-Nya atau tidak.
Dia hendak memberikan tempat yang baik, yaitu tanah perjanjian. Di Kitab Ulangan gambaran mengenai tanah perjanjian diberikan kepada kita beserta peringatan untuk kita indahkan.
~.~
Ulangan 8:7-20 [Deuteronomy 8:7-20]
7 Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung; [Deuteronomy 8:7]
8 suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya; [Deuteronomy 8:8]
9 suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga. [Deuteronomy 8:9]
10 Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu. [Deuteronomy 8:10]
11 Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; [Deuteronomy 8:11]
12 dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, [Deuteronomy 8:12]
13 dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, [Deuteronomy 8:13]
14 jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, [Deuteronomy 8:14]
15 dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras, [Deuteronomy 8:15]
16 dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya. [Deuteronomy 8:16]
17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. [Deuteronomy 8:17]
18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. [Deuteronomy 8:18]
19 Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa; [Deuteronomy 8:19]
20 seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu." [Deuteronomy 8:20]
~.~
Sedangkan Iblis berkeinginan menarik kita jatuh ke dalam dosa. Bisa jadi ia pengin punya banyak teman di neraka, atau mungkin ia lagi mencari banyak pengikut berhubung sekarang ia masih kalah jumlah dibandingkan tentara Allah. Untuk menyamakannya ia masih perlu pengikut sebanyak 1/2 malaikat di surga sekarang.
Jadi apabila kita dicobai untuk berbuat dosa, itu datangnya bukan dari Allah. Kitab Yakobus menyatakannya dengan jelas. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. (Yak.1:13 | James 1:3)
Ayat berikutnya menerangkan bahwa kita pun dicobai oleh keinginan sendiri.
Yak.1:14, 15 [ James 1:14-15]
14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Terhadap tiga hal inilah: keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup dahulu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, dan terhadap ketiga hal itu pula Yesus menang atas pencobaan Iblis (Lih. Kej. 3 | Genesis 3, Mat. 4 | Matthew 4, 1 Yoh.2:16 | 1 John 2:16).
Karena Dia telah menang atas pencobaan, maka Dia sanggup menolong kita apabila kita sedang menghadapi pencobaan (Ibr.2:18 | Hebrew 2:18). Kita perlu rendah hati dan menjaga mulut seperti dituliskan: Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji.(1 Sam.2:3 | 1 Samuel 2:3). Daripada kata-kata tak karuan keluar dari mulut, lebih baik kita berjaga-jaga dan berdoa supaya jangan jatuh ke dalam pencobaan (Mat. 6:13 | Matthew 6:13). Tentu saja kita tak boleh melupakan Firman Allah, sebaliknya benih Firman itu harus memperoleh tanah yang baik di dalam hati kita. Bila tidak demikian, pada masa pencobaan orang bisa murtad karenanya (Luk.8:13 | Luke 8:13).
Ingat juga bahwa: Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Kor. 10:13 | 1 Cor. 10:13)
Karena itu, seperti nasihat penulis Kitab Yakubus, kita perlu menganggapnya sebagai seuatu kebahagiaan apabila kita jatuh ke dalam berbagai pencobaan. Bertahanlah. Kalahkan pencobaan, upahmu menanti.
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. (Yak.1:12 | James 1:12)
Sebelum jatuh ke dalam berbagai pencobaan berdoalah begini: ...janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat...(Mat. 6:13 | Matthew 6:13)
Semoga lulus!***
Wednesday, June 10, 2009
Kembali Ke Pokok Penting: Menyampaikan Injil Keselamatan
Suatu ketika enam orang teman masuk kamar saya dan mengunci pintu. Salah satu dari mereka menggeser kursi tepat di depan pintu dan mendudukinya. Tidak ada jalan keluar. Mereka ingin tahu tentang Yesus, atau mungkin lebih tepat, mereka ingin menyampaikan sanggahan-sanggahan mengenai Yesus dan Alkitab.
Adu argumentasi pun berlangsung. Somehow, sanggahan demi sanggahan mereka runtuh. Satu persatu mereka pun meninggalkan kamar saya.
Orang terakhir bertahan sampai menjelang pagi, lalu ia pun keluar dan minta untuk melanjutkan 'diskusi' itu keesokan harinya. Dia pinjam Alkitab saya lalu dibawa ke kamarnya.
Sekitar tiga jam setelah saya sempat memejamkan mata, dia sudah mengetuk pintu. Pagi itu dia menanyakan tentang Nabi Lot, dan ketika saya minta dia membaca bagian akhir Kitab Kejadian pasal 19, dia pun ngeloyor pergi, tampak kecewa.
Dalam menjelaskan iman kita kepada mereka yang ingin tahu, kadang-kadang kita terjebak untuk sekadar menang dalam adu argumen: apa yang aku percayai benar, dan apa yang kau percayai salah. Semestinya semuanya itu harus diawali dari motivasi kita untuk selalu memuliakan dan mengagungkan Tuhan Yesus Kristus. Nasihat Petrus berikut ini pun semestinya kita perhatikan: "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu (1 Ptr. 3:15,16)."
Semua argumentasi yang kita berikan bukan untuk membuktikan Firman Allah, tetapi lebih tepat kalau argumentasi itu untuk membantu kita meletakkan dasar iman. Jadi setelah kita paparkan informasi yang mendukung iman kita, haruslah kita kembali ke pokok penting, yaitu hubungan orang itu dengan Kristus. Dengan demikian, tidak saja kita akan berkesempatan menyampaikan Injil keselamatan kepada rekan kita, tetapi juga kita tidak akan menggantikan Firman Allah dengan argumentasi.
Percayailah Firman Allah. Ia bekerja dan tepat mengenai sasaran. Seperti dituliskan dalam Kitab Ibrani: Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita (Ibr. 4:12). ***
Monday, June 08, 2009
Kemuliaan Perjanjian Baru
Lebih dari enam ratus tahun setelah ratifikasi perjanjian yang diadakan Allah dengan Bangsa Israel melalui perantaraan Musa di kaki Gunung Sinai (Kel.24:4-8), Yeremia menubuatkan tentang akan adanya perjanjian baru (Yer. 31:31-34). Pokok perjanjiannya sama,"I will be your God, and you shall be my people," tetapi kemuliaan yang menyertai perjanjian baru itu lebih besar dibandingkan dengan kemuliaan perjanjian lama.
Pada perjanjian lama, kehendak Allah dinyatakan secara jelas kepada umat Israel, tetapi tanpa impartasi kuasa untuk menjalankannya. Akibatnya mereka berulang kali melanggar perjanjian itu. Lain halnya dengan perjanjian baru, di bawah perjanjian ini, tidak hanya keinginan, tetapi juga kekuatan untuk melakukan kehendak Allah diberikan kepada umat-Nya: Dia sendiri yang akan menaruh hukum-Nya dalam akal budi dan menuliskannya dalam hati mereka.
Darah binatang dipakai untuk mengesahkan perjanjian lama (Ibr. 9:18-20), sedangkan darah Kristus mengesahkan perjanjian baru. Penulis kitab Ibrani tentu saja tidak membiarkan pembacanya ragu bahwa perjanjian baru ini telah diadakan pada masa kini (Ibr. 8:13). Karena itu tidak perlu kita menyembelih kambing domba untuk mengesahkan perjanjian yang telah usang. Lain halnya kalau mau mengadakan pesta. Dalam mengesahkan perjanjian baru, darah Kristus tidak sekadar menyucikan bagian luar dari segala kenajisan, tetapi juga membersihkan bagian dalam: membuang hati nurani yang jahat.
Inilah nasihat dari penulis kitab Ibrani (Ibr. 10:22-25):
22. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
23. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
24. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Juga nasihat ini (Ibr. 10:35-39):
35. Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
36. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
37. "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
38. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
39. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
Perjanjian baru di dalam Kristus sungguh mulia dan penuh anugerah. Janganlah disia-siakan!***
Monday, June 01, 2009
Mengenal, Mengasihi, dan Berbuah
Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN." (Yer.9:23,24)
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yoh.17:3)
Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran. (Hos.6:6)
~.~
Apakah semua pengetahuan kita tentang Allah akan membawa kita dekat kepada-Nya? Apakah semua yang kita ketahui tentang bagaimana hidup di hadapan Allah akan menghasilkan pengenalan akan Dia? Hopefully.
Jika kita mau berhenti sejenak dari semua kegiatan, lalu meneliti kembali kehidupan doa kita, dan jika kita mau menelusuri apa yang sesungguhnya sedang berkecamuk di dalam hati, semoga kita mendapati kenyataan betapa kurangnya kita mengenal Dia, Allah kita.
Tidak berhenti di situ saja, selanjutnya kita harus mau datang kepada-Nya dan minta penyertaan-Nya, supaya boleh bertambah pengenalan akan Dia. Apabila kita setia melakukan dua hal itu, semoga kita tidak lagi ‘buta’ jika Dia sedang berjalan bersama kita. Dan pengetahuan kita tidak akan lagi membesarkan kepala, tetapi hati.
Dengan semakin dalamnya pengenalan akan Dia maka semakin penuh rasa sayang dan hormat pula kita melakukan perintah-Nya untuk saling mengasihi (Yoh.13:34). Jangan sampai kita disebut sebagai pendusta seperti dalam ayat ini: Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. (1Yoh.2:4).
Perhatikan pula nasihat ini: “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran…” (1 Yoh.3:18,19)
Mengenal Dia, tinggal di dalam Dia, berjalan bersama-Nya, dan hidup kita pun menghasilkan banyak buah. Dan dalam hal inilah Bapa dimuliakan (Yoh.15:8)***
100% untuk Yesus
Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. (Mat 4:19,20)
Begitulah cerita bagaimana mereka menjadi murid-murid Yesus.
Berbeda dengan anggapan beberapa orang yang menempatkan agama sebagai pengetahuan dan mengandalkan intelektualitas mereka, atau beberapa orang yang menyangka bahwa agama haruslah melibatkan perasaan langsung dengan Allah dan perasaannya itulah sebagai kuda-kuda mereka, atau mereka yang menganggap agama sebagai panutan moral belaka, mengikut Yesus Kristus melibatkan diri seseorang seutuhnya.
Mengikut Yesus Kristus bukanlah sekadar memeluk agama. Biasanya kalau orang tua anda beragama Kristen, maka anda pun memeluk agama Kristen. Mengikut Yesus Kristus bukan memeluk agama semacam ini. Dia, pertama-tama, menginginkan hati kita sepenuhnya. Mengapa? ...karena dari situlah terpancar kehidupan (Ams.4:23). Dan Firman yang sering kita dengar di gereja inilah hasrat-Nya:
..."Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Mat.22:37-39).
Kalau untuk menjaga kemurnian perut perlu 100% halal, untuk mengikut Yesus Kristus pun perlu 100% diri kita. Mari kita layani Dia, Tuhan dari segala tuhan dan Raja dari segala raja, dengan milik terbaik kita: 100% untuk Yesus!***
Daftar karunia-karunia Roh Kudus
Di 1 Kor.12:8-10 Paulus menuliskan daftar karunia-karunia Roh Kudus antara lain: 1) karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, 2) karunia berkata-kata dengan pengetahuan, 3) iman, 4) karunia untuk menyembuhkan, 5) kuasa untuk mengadakan mujizat, 6) karunia untuk bernubuat, 7) karunia untuk membedakan bermacam-macam roh, 8) karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, 9) karunia untuk menafsirkan bahasa roh.
Daftar karunia Roh Kudus lain yang lebih 'down to earth' bisa kita baca pada Roma 12:6-8 antara lain karunia untuk melayani, karunia untuk mengajar, karunia untuk menasihati, karunia untuk memberi, karunia untuk memimpin, karunia untuk menunjukkan kemurahan.
Jawatan pelayanan, yang juga bisa dipandang sebagai karunia {Dia yang memberikannya untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pembangunan tubuh Kristus - Ef.4:11,12}, antara lain rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita-pemberita injil, gembala-gembala, dan pengajar-pengajar.
Dalam pesannya untuk jemaat di Korintus, Paulus menginginkan supaya kita mengetahui kebenarannya (1 Kor.12:1), yaitu bahwa semua karunia Roh Kudus di atas dimaksudkan untuk pembangunan tubuh Kristus, dan bukan untuk menimbulkan perpecahan (1 Kor.12:7, 25).
Terhadap jemaat Korintus yang getol mengejar karunia-karunia Roh Kudus, ia menegaskan lagi,"Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat (1 Kor.14:12." Karena itulah Paulus menunjukkan jalan yang lebih utama lagi, yaitu kasih (1 Kor.12:31, 1 Kor.13).
Nasehat Paulus supaya kita mengejar karunia-karunia yang utama, terlebih lagi kasih itu (1 Kor.14:1). Bukti bahwa kita sudah bertobat dan menerima keselamatan tidaklah dilihat dari demonstrasi karunia-karunia Roh Kudus, tetapi dari ketaatan kita melakukan perintah Kristus, Sang Komandan kita (1 Yoh.4; 1 Yoh 5:1,2).
Mengenai Bahasa Roh
Bahasa roh adalah penting untuk membangun diri sendiri (1 Kor.14:4) karena kata-kata itu, asalnya dari roh kita (1 Kor. 14:14), bukan ditujukan kepada manusia, tetapi kepada Allah (1 Kor.14:2). Kalau kita berbahasa roh, maka haruslah kita juga berdoa kepada Allah dan minta supaya kita diberi karunia untuk menafsirkannya (1 Kor.14:13) dan di tengah jemaat, meskipun Paulus melebihi jemaat Korintus dalam berbahasa roh, ia lebih suka memakai kata-kata yang dapat dimengerti (1 Kor.14:18,19). Bagian terakhir dari pasal 14, nasehatnya ialah supaya kita memperoleh karunia untuk bernubuat dan " janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh" asal "...segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur" (1 Kor.14,39,40). ***
Roh Kudus, "Mission Impossible" Dan Spiderman
Bayangkan saja kalau murid-murid Tuhan Yesus pada waktu itu tidak menerima baptisan Roh Kudus, mereka pasti putus asa dalam melaksanakan amanat terakhir-Nya (Mat.28:17-20). Tetapi dengan kuasa (Kis.1:8) yang mereka terima, 'mission impossible' yang harus mereka jalankan menjadi lebih mudah. Lihat saja bagaimana dengan sekali khotbah maka sekitar 3000 orang bertobat dan ditambahkan (Kis.2:41). Lihat juga bagaimana dengan penyembuhan seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahir (Kis.3:1-7), peluang bagi pemberitaan Injil keselamatan terbuka (Kis.3:8-26) dan sekarang jumlah mereka menjadi sekitar 5000 orang (Kis.4:4).
Bahkan dalam menghadapi tentangan yang berat berupa ancaman, sesahan, pemenjaraan, dan berbagai aniaya mereka terus maju. Betapa "Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya (Kis. 6:7)".
Di Samaria, di mana Filipus memberitakan Injil, mereka semua menerimanya dengan bulat hati (Kis. 8:5-7). Sehingga dituliskan," Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu (Kis. 8:8)."
Roh Kudus telah membuat pemberitaan Injil menjadi efektif baik dalam pemberitaan di muka umum, maupun pemberitaan secara pribadi. Roh Kudus mempertemukan Filipus dengan tuaian yang telah masak, seorang sida-sida dari Ethiopia, yang telah siap menerima keselamatan (Kis. 8:26-38). Begitu pula dengan Petrus dan Kornelius (Kis.10).
Kuasa Roh Kudus memang sangat menarik perhatian orang. Tak jarang orang lupa untuk apa kuasa itu diberikan. Simon bahkan pernah tergoda untuk membeli karunia Roh Kudus (Kis.8:18-23). Uncle Ben, paman si Spiderman pernah memberi nasehat,"Remember, with great power, comes great responsibility (Film Spiderman)." Dan memang demikianlah seharusnya.
Tentu tidak susah bagi Spiderman untuk meraup keuntungan dan memperkaya diri, tetapi dia memilih sebagai Peter Parker, pemuda sederhana, yang memperoleh tambahan penghasilan dari mengantarkan pizza, dan menjadi si Spiderman, penolong orang dalam kesusahan dan pemberantas kejahatan (Film Spiderman 2).
Berbahaya jika ketenaran ditenggak tanpa ukuran. Nasehat dari orang yang mengasihi pun tidak didengar lagi (Lihat Film Spiderman 3). Supaya itu tidak terjadi jadikanlah Yesus selalu menjadi Tuhan dan Juruselamat kita dan kuasa-Nya di dalam kita selalu untuk membangun kerajaan-Nya! ***
Sunday, May 31, 2009
Hasil Yang Kita Tunggu
Cuplikan ayat-ayat di bawah ini merupakan janji yang hebat, terutama bila kita sedang menghadapi ujian iman.
Yak. 1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
Luk. 21:19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.
Ibr. 6:11-12 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.
Menurut kutipan di atas, ketekunan dan ketahanan akan 1) menjadikan kita sempurna dan utuh dan tak kukurangan suatu apapun, 2) memperoleh hidup kita (diartikan dalam bahasa inggris: jiwa kita), 3) menerima janji-janji Allah.
Nuh, Daniel, dan Ayub adalah tiga orang yang telah mengalami ujian iman sangat hebat. Nuh harus berhadapan dengan orang-orang segenerasi (Kej.6). Daniel yang hidup di negeri asing dan di tengah-tengah orang yang tidak beriman, menghadapi ujian dari rekan-rekan sejawatan (Dan 1-7). Sementara itu Ayub menhadapi ujian secara fisik dan mental (Ayub 1,2, 42). Dan kita tahu bahwa mereka mempercayai Allah sepenuhnya dan menang atas ujian-ujian yang mereka hadapi!
Di Ibrani 11 dituliskan daftar mereka yang memperoleh kelepasan/janji Allah secara luar biasa. Ada juga mereka yang tetap memegang teguh iman mereka sampai mati, tanpa melihat janji itu tergenapi (Ibr.11:13, 39). Dengan demikian menjadi jelas bahwa kita di bumi adalah pendatang, yang sedang mencari tanah air yang lebih baik, yaitu yang disediakan Allah sendiri. Kita rindu untuk sampai ke situ. ***
Yehuda, Siapakah Engkau?
Kita sudah tahu Yehuda adalah salah satu anak Yakub, yang keturunannya memakai namanya sebagai nama salah satu suku Israel. Siapakah dia, sehingga Sang Mesias pun mengambil jalur keturunannya, bukan keturunan Lewi, yang daripadanya para imam di Israel dipilih?
---*---
Ibr.7:11-16 Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan--sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat--apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun? Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu. Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk suku lain; dari suku ini tidak ada seorangpun yang pernah melayani di mezbah. Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam. Dan hal itu jauh lebih nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek, yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.
---*---
Yehuda adalah anak Yakub dari Lea, istri yang kurang disayang suaminya. Meskipun Tuhan sudah membuka kandungannya, dan memberinya anak, ia masih berusaha keras untuk merebut hati suaminya, yang lebih mencintai Rahel. Inilah kutipan perkataan Lea yang mengungkapkan isi hatinya.
--*---
Kej.29:32 Lea mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: "Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku."
ay. 33 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku." Maka ia menamai anak itu Simeon.
ay.34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi.
---*---
Sekarang apa yang dikatakan Lea saat Yehuda lahir?
---*---
Kej.29:34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.
---*---
That's it! Ia bersyukur kepada Tuhan! Struggle-nya sudah berhenti. Dan kalimat terakhir "Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi" mungkin berarti dia tidak merasakan sakit bersalin, karena sesudah Yehuda, dia masih melahirkan beberapa anak lagi (baca Kej.30:19-21).
Mari kita lihat bagaimana masa depan anak yang disyukuri ini:
Suatu ketika Yusuf bermimpi akan menjadi lebih berkuasa daripada semua saudara, serta ayah bundanya (Kej.37:5-10). Mimpi ini, ditambah kasih sayang Yakub berikan melebihi yang ia berikan kepada saudara-saudara Yusuf, menimbulkan iri hati saudara-saudaranya itu (Kej.37:11). Pada saat ada kesempatan baik, yaitu ketika Yusuf bertugas mengirim perbekalan bagi mereka yang tengah menggembalakan ternak di padang, mereka bermaksud membunuhnya (Kej.37:18). Ruben mencegahnya.
Kej.37:21,22 Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya: "Janganlah kita bunuh dia!" Lagi kata Ruben kepada mereka: "Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia" --maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya.
Ruben bermaksud baik, tetapi tidak menyelesaikan masalah dalam keluarga mereka. Yehuda lain lagi pemikirannya. Perkataannya persuasif dan orang pun menerima perkataan itu.
Kej. 37:26,27 Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita
apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu.
Dan inilah yang mengantarkan Yusuf menggenapi mimpinya. Ia menjadi orang yang berkuasa di Mesir.
Ketika kelaparan melanda Kanaan, dan Yakub mendengar bahwa ada gandum di Mesir, maka ia menyuruh anak-anaknya membeli gandum ke sana. Benyamin tinggal di rumah. Yakub takut kehilangan dia, sebab sekarang dia menjadi kesayangan Yakub.
Di Mesir anak-anak Yakub itu bertemu dengan Yusuf, tetapi tidak mengenalinya. Sebaliknya Yusuf, mengenali mereka. Ia bermain sandiwara dengan menganggap mereka mata-mata. Singkat cerita, supaya mereka tidak dianggap mata-mata, mereka harus mengajak Benyamin ketika mereka datang lagi ke Mesir.
Yakub sangat sedih dan tidak mau melepaskan Benyamin pergi, meskipun Ruben menyerahkan dua anak laki-lakinya sebagai pengganti bila Benyamin tak kembali.
Kej.42:37 Lalu berkatalah Ruben kepada ayahnya: "Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh, jika ia tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia akan kubawa kembali kepadamu."
Bandingkan dengan perkataan Yehuda ini:
Kej.43:8-10 Lalu berkatalah Yehuda kepada Israel, ayahnya: "Biarkanlah anak itu pergi bersama-sama dengan aku; maka kami akan bersiap dan pergi, supaya kita tetap hidup dan jangan mati, baik kami maupun engkau dan anak-anak kami. Akulah yang menanggung dia; engkau boleh menuntut dia dari padaku; jika aku tidak membawa dia kepadamu dan menempatkan dia di depanmu, maka akulah yang berdosa terhadap engkau untuk selama-lamanya. Jika kita tidak berlambat-lambat, maka tentulah kami sekarang sudah dua kali pulang."
Sebagai ganti Benyamin, bila dia tak kembali adalah nyawanya sendiri, bukan nyawa orang lain. Dan perkataannya sangatlah masuk akal. Yakub pun mengijinkan Benyamin untuk pergi ke Mesir bersama-sama dengan mereka. Silakan baca Kej.44:18-34. Di situ Yehuda membuktikan perkataannya. Ia rela menggantikan Benyamin. Mendengar penuturan Yehuda itu, Yusuf pun tidak bisa bermain sandiwara lagi. Ia pun memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
Sebelum ia mati, inilah nubuatan Yakub mengenai Yehuda:
Kej.49:8-12 Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu.
Hebat bukan?
Kalau kita pelajari Alkitab lebih jauh, kita akan menjadi kagum dengan keturunan Yehuda ini. Salah satu yang terkenal adalah bagaimana kerajaan Yehuda mengalahkan musuh dengan puji-pujian (1 Taw.20). Ya. Yehuda! Anak yang dilahirkan dengan ucapan syukur, telah mengalahkan musuh dengan puji-pujian dan Sang Mesias pun dilahirkan ke dunia dari jalur keturunannya.***
Setelah Pertobatan, Lalu?
Perjalanan Bangsa Israel keluar dari Mesir merupakan gambaran perjalanan rohani dalam Perjanjian Baru. Perbudakan Bangsa Israel di Mesir adalah gambaran manusia berdosa. Beratnya penindasan di Mesir membuat mereka berseru kepada Tuhan. Ini mirip pula dengan seruan kita akibat beratnya dosa. Sama seperti Dia telah memberikan Musa untuk memimpin bangsa itu keluar dari Mesir, begitu pula Allah telah memberikan Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, untuk memimpin kita menuju tanah perjanjian.
Pengalaman saat kita bertobat dan menerima Yesus Kristus sering disebut lahir kembali dimana kita menerima hati baru dan, oleh iman, Yesus tinggal di dalam hati kita. Mulai saat itu kita menjadi bagian dari kekekalan, karena kekekalan ada di dalam Anak Allah. Bilamana kita meninggalkan tubuh jasmani ini, tentu saja kita akan bersama-sama dengan Tuhan.
Lalu apa yang harus kita lakukan selama kita masih ada di bumi, terutama setelah kita lahir baru? Kalau dalam perjalanan keluar dari Mesir, Musa membawa mereka menyeberangi Laut Merah, maka perjalanan seseorang yang telah lahir baru dilanjutkan dengan baptisan air.
Mengikuti Teladan Yesus
Kalau Yesus, Sang Pembaptis Sejati, saja mau merendahkan diri, menerima baptisan untuk meggenapkan seluruh kehendak Allah, bagaimana mungkin kita pengikut-Nya, tidak mau menerima baptisan?
Kuasa Baptisan
Baptisan bukan sekadar deklarasi bahwa kita telah menjadi anggota gereja, tetapi baptisan merupakan sunat rohani, yang secara fisik telah dilakukan Abraham sebagai tanda perjanjiannya dengan Allah. Sama seperti sunat jasmani, memotong dan membuang bagian yang kotor dari tubuh jasmani, maka sunat rohani ini juga akan menanggalkan tubuh yang berdosa dan membuang sifat alamiah kita yang suka berdosa. Baptisan adalah penguburan dan kebangkitan. Penguburan diri kita yang lama yang suka berdosa itu, dan bangkit dalam hidup yang baru di dalam Kristus [silakan baca kutipan ayat di bawah ini].
Kol. 2:11-13 Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita
Silakan baca juga Rm.6:1-6. ay.6: Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Yesus telah memberikan Amanat agung kepada murid-murid-Nya dalam Mat.28:19-20 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Dan setelah kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, semestinya kita pun dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tunggu apa lagi?***
Menjadikan Dia Tuhan dan Kristus
Pernahkah anda membaca cerita tentang seseorang yang menemukan harta terpendam? Apakah yang dilakukan orang itu selanjutnya? Mungkin lebih mudah baginya untuk langsung mengambil harta itu dan membawanya pulang, supaya harta itu menjadi miliknya sendiri. Namun cerita dalam Alkitab mengenai hal ini tidaklah demikian. Orang itu memendamnya kembali, menjual segala miliknya dan membeli tanah tempat harta terpendam itu! (Mat. 13:44).
Sungguh bijaksana orang itu. Ia tidak mengambil apa yang bukan miliknya, tetapi ia membelinya! Ia lepaskan apa yang kurang berharga untuk sesuatu yang lebih mulia dan ia beruntung karena perbuatannya itu.
Apabila kita hendak menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, maka kita perlu mencontoh tindakan orang itu.
Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa kita tidak dapat menjadikan Yesus sebagai Juruselamat kita, kecuali kalau kita mau menjadikan-Nya terlebih dahulu sebagai Tuhan. Konsekuensi dari menjadikan Yesus sebagai Tuhan yaitu bahwa kita menjadi hamba-Nya.
Mengapa begitu susah untuk menerima Yesus? Bukankah banyak orang yang beragama Kristen dan mengaku menerima Yesus?
Memang banyak orang ingin mendapatkan harta terpendam itu tanpa mau membelinya, tetapi mencurinya dari pemilik tanah yang sah.
Orang ingin mendapatkan berkat dari mengikut Yesus. Mereka ingin mendapatkan keselamatan dari Dia, ingin memperoleh kekayaan dan perlindungan, serta ingin sembuh dari segala penyakit. Tetapi mereka tidak pernah mau menjadi hamba Yesus.
Sebaliknya mereka ingin menjadikan Yesus sebagai hamba yang melayani dan memenuhi segala kebutuhan. Yesus seolah-olah juga menjadi satpam dan tukang pukul yang menjagai keluarga mereka, dan membalaskan sakit hati mereka. Atau katakanlah, bagi orang-orang seperti itu, seolah-olah Yesus adalah Jin dalam lampu wasiat Aladin!
Bagi orang Kristen sejati, Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, dan mereka adalah hamba-Nya. Mereka melayani Dia dengan kasih, bukan atas dasar paksaan. Mereka sadar bahwa Yesus telah membebaskan mereka dari perbudakan dosa dan memberikan kemerdekaan dalam hidup. Kini meskipun mereka bebas memilih untuk mengikuti Yesus atau mengikuti kehendak sendiri, mereka memilih menghambakan diri kepada-Nya!
"Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." (Kis. 2:36)***
Terhadap Janji Allah
Sering saya bertemu dengan orang kristen yang percaya bahwa dia akan masuk surga bila mati, tetapi dia mengalami kesulitan untuk mempercayai bahwa Allah mau mencukupi kebutuhan hidupnya, atau pun bahwa Dia mau menolong mereka dalam kesulitan hidup ini.
Kalau kita mempercayai bahwa Allah sanggup melepaskan kita dari hukuman dan murka yang akan datang, yang kita belum pernah melihatnya, bagaimana mungkin kita tidak percaya bahwa Allah juga akan menolong dan menopang kita selama kita di bumi ini?
Ilustrasi sederhana di bawah ini semoga bisa menolong bagaimana kita bisa membangun kepercayaan kita kepada Allah dengan cara yang sangat sederhana.
Istri saya bertemu dengan beberapa temannya: Cathy, Brita dan Reed. Omong punya omong mereka diundang untuk makan malam bersama di rumah kami.
"Sabtu malam jam 6.30, di rumahku." katanya untuk memastikan waktu dan tempatnya.
Sebelum mereka datang, istri saya sudah membuat daftar menu dan segala persiapan untuk makan malam itu. Sedikitpun dia tidak khawatir kalau teman-temannya itu bakal mungkir janji. Bahkan setengah jam sebelum mereka tiba, semuanya sudah siap. Meja tertata rapi dengan utensils di atasnya. Beberapa menu makanan sudah siap dan segala sesuatu yang dirancangkan untuk makan malam bersama saat itu sudah siap pula. Jam 6.30 pintu pun diketuk orang. Mereka telah datang sesuai dengan janjian yang telah disepakati bersama.
Kalau kita tanpa kesulitan mempercayai kata-kata dan janji yang kita buat dengan teman atau sahabat kita, dan bahkan terhadap janji itu kita tidak khawatir seandainya mereka ingkar, bukankah terlebih lagi kita harus mempercayai janji-janji Allah yang telah diberikan kepada kita di dalam Alkitab?
Di tengah keadaannya yang menurut akal manusia mustahil, inilah sikap Abraham menanggapi janji Allah:
Rm.4:20-21 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan
apa yang telah Ia janjikan.
Mari kita teladani sikap bapa orang beriman itu, dan janganlah kita menjadi tawar hati di tengah kesulitan apa pun! ***
Mari Membaca Alkitab
Orang barat mempunyai pepatah 'waktu adalah uang.' Pakar motivasi kesuksesan menyatakan bahwa modal yang sama yang dimiliki setiap orang adalah waktu. Bahkan mereka menganjurkan supaya mempertanyakan manfaat sebelum membaca buku. Apakah buku ini berharga untuk aku baca? Sepadankah nilainya dengan waktu yang kuhabiskan untuk membacanya?
Seorang profesor pernah berkata, "Kalau Anda cerdas, maka Anda akan membaca buku yang menarik perhatian semua orang melebihi semua buku yang pernah ada!" Jelaslah kalau Alkitab masuk dalam kategori ini.
Lepas dari percaya atau tidaknya, Alkitab layak dibaca.
Bagi kita percaya bahwa alkitab adalah Firman Allah yang hidup, tentu saja menghabiskan waktu untuk mengetahui isinya dan merenungkannya tidak dapat dibandingkan dengan membaca buku lainnya. Tidak pula bisa dikatakan bahwa kita membuang-buang waktu membaca alkitab. Sebaliknya, setiap menit yang kita habiskan dengan membaca Alkitab merupakan investasi yang berharga. Untuk itulah kita perlu mengatur strategi dalam menginvestasikan waktu kita untuk membaca Alkitab.
Membaca Alkitab bisa dilakukan pada waktu pagi dan malam hari, serta disela-sela kesibukan kita. Berikut ini beberapa kutipan mengenai pembacaan Alkitab itu:
Yosua 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Nehemia 8:3 Ia membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.
Nehemia 8:7 Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.
Nehemia 8:19 Bagian-bagian kitab Taurat Allah itu dibacakan tiap hari, dari hari pertama sampai hari terakhir. Tujuh hari lamanya mereka merayakan hari raya itu dan pada hari yang kedelapan ada pertemuan raya sesuai dengan peraturan.
Nehemia 9:3 Sementara mereka berdiri di tempat, dibacakanlah bagian-bagian dari pada kitab Taurat TUHAN, Allah mereka, selama seperempat hari, sedang seperempat hari lagi mereka mengucapkan pengakuan dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah mereka.
Mazmur 1:1,2 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Kartu pembacaan Alkitab akan menolong kita mengetahui sampai sejauh mana pembacaan alkitab telah kita lakukan. Kartu itu menunjukkan bahwa kita adalah orang yang dapat diperhitungkan dan dimintai pertanggungjawaban. Ketekunan kita juga akan terlihat dari isian yang kita bubuhkan pada kartu itu. Kartu itu bisa kita buat sendiri atau kita unduh dari beberapa website.
Catatan sangatlah berharga. Seorang dokter yang memeriksa pasiennya selalu mencatat hasilnya. Seorang ahli geologi yang bekerja di lapangan selalu mencatat pengamatannya di buku lapangan. Bahkan perjalanan lapangan yang menghabiskan biaya puluhan ribu dolar itu, sekembalinya hanyalah merupakan foto-foto dan catatan. Investigasi dan perenungan kita akan alkitab juga memerlukan catatan dan itu adalah sesuatu yang sangat berharga.
Jangan salah arah. Ketika kita membaca dan merenungkan alkitab, tujuannya adalah kedekatan dengan Allah dan membawa kemuliaan-Nya, bukan sekadar tambahan pengetahuan. Dari perenungan itu, kita akan tahu betapa besar dan kasih Allah kepada kita.***
*) Peringatan: pembacaan Alkitab bisa mengubah pemikiran Anda.
Alkitab Yang Mana?
Saat ini kita dimanjakan dengan banyaknya terjemahan Alkitab selain Alkitab berbahasa aslinya. Beberapa orang sampai bingung mau membaca Alkitab yang mana. Mereka lupa bahwa membaca Kitab Suci tidak mengakibatkan pembacanya memperoleh hidup yang kekal. Hanya kalau pembaca Kitab Suci itu mau datang kepada Yesus Kristus, barulah ia akan memperoleh hidup itu (silakan baca kutipan ayat di bawah ini).
Yohanes 5:39, 40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Datanglah kepada Yesus Kristus untuk menerima hidup yang kekal!
~.~
Ingatlah bahwa di luar sana, banyak orang yang rindu untuk bisa membaca Alkitab, namun tidak memilikinya.
Dari SD-SMA, saya hanya punya kitab Perjanjian Baru gratisan dari Gideon. Bisa membacanya saja sudah merupakan suatu anugerah besar buat saya. Selepas SMA, ketika saya menerima upah dari bekerja di bengkel, saya baru bisa membeli Alkitab lengkap (PB dan PL). Karena mudah dibaca dan dimengerti, waktu itu saya memilih versi terjemahan BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari) dari LAI.
Karena lingkungan saya tidak mendukung, maka Alkitab itu saya sembunyikan di antara tumpukan mesin, baru ketika saya sendirian, Kitab itu saya ambil dan baca.
Salah seorang murid SMA yang baru menerima Yesus, ikut beribadah di gereja, dan mulai rajin membaca Alkitab menerima perlakuan yang sangat kejam dari keluarganya. Tangannya diiris dengan pisau cukur, dan tidak diterima lagi sebagai anggota keluarga.
Dua cerita di atas menunjukkan kepada kita semua bahwa bagi orang-orang tertentu, untuk bisa membaca Alkitab saja (tanpa mempedulikan versi terjemahan) sudah merupakan suatu perjuangan besar. Bagi mereka, membaca Alkitab untuk bisa datang kepada Yesus Kristus lah yang terpenting, bukan versi terjemahannya.
~.~
Murid-murid Yesus sering mengalami penganiayaan dan ancaman ketika mereka berbicara kepada orang banyak, mengajar dan memberitakan kepada mereka bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati, ada keselamatan di dalam Dia (silakan baca Kisah Para Rasul 4 dan 5). Orang-orang yang tidak suka kepada murid-murid Yesus itu (4:1) mendatangi, menangkap, memenjarakan (4:3), mengadili (4:7), melarang, mengancam (4:17), bermaksud membunuh (5:33), dan menyesah mereka
(5:40).
Murid-murid itu tidak bisa memungkiri apa yang telah mereka dengar dan lihat. Meskipun menanggung beratnya penganiayaan, mereka tetap bersaksi bahwa Yesus yang telah disalibkan, bangkit dari antara orang mati, dan kini hanya di dalam Dia lah keselamatan itu (Kis.4:12). Itulah berita Injil Keselamatan yang telah kita terima dan bisa kita baca dari Alkitab. Itu juga yang seharusnya kita sampaikan kepada sesama kita! ***
Dua Kali Menerima Roh Kudus?
Di dalam Alkitab banyak dituliskan mengenai Roh Kudus yang akan datang dan tinggal di dalam hati kita ketika kita percaya Injil keselamatan. Tidak ada janji yang menyatakan bahwa Roh Kudus akan datang dan tinggal di dalam hati kita bukan pada saat kita menerima keselamatan itu, atau bahwa Roh Kudus tidak datang dan tinggal di dalam hati kita pada saat itu. Orang Kristen percaya bahwa ketika seseorang menerima keselamatan Roh Kudus tinggal di hati orang itu.
Ingat nubuatan Yeremia atau Yehezkiel berkenaan dengan Perjanjian Baru?
Yer.31:31-34
Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."
Yeh.36:25-27 Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.
Pada Kitab Perjanjian Baru banyak pula ayat-ayat yang menerangkan hal itu, beberapa di antaranya:
Yoh.7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
Rm.8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Ef.1:13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
Sekarang mari kita lihat Kisah Para Rasul 8:5-6 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.
ay.14 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ.
Dari kutipan di atas, semestinya Roh Kudus telah tinggal di dalam hati mereka. Lalu apa arti kalimat berikut?
Kis.8:15-16 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
Apakah keterangan di atas yang menyatakan bahwa Roh Kudus datang dan tinggal di hati orang ketika ia menjadi percaya kepada Yesus Kristus bertentangan dengan kedua ayat di atas?
Bagaimana pula dengan kutipan di bawah ini, di mana Yesus memberikan Roh Kudus kepada mereka?
Yoh.20:19:22 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus.
Bukankah mereka sudah menerima Roh Kudus saat itu? Mengapa mereka menerima Roh Kudus lagi di hari Pentekosta?
Menurut sepengetahuan saya, baik dari kalangan non-karismatik, maupun dari kalangan karismatik, mereka setuju kalau murid-murid Yesus menerima Roh Kudus dua kali. Hanya saja mereka tidak sepaham dalam
penafsirannya dalam menanggapi pertanyaan kapankah murid-murid Yesus diselamatkan.
Dari The Bible Knowledge Commentary (terbitan Dallas Theology Seminary yang non-karismatik) dinyatakan bahwa Roh Kudus yang diberikan Yesus setelah kebangkitan-Nya itu adalah pemberian Roh Kudus sebagian sebelum hari Pentekosta dan itu merupakan pemberian kuasa (spiritual power). Dan mereka menerima keselamatan di hari Pentekosta.
Kalangan karismatik beranggapan sebaliknya. Anggapan ini didasarkan pada beberapa keterangan berikut:
Rm.10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Lihat lagi kutipan dari Yoh.20-19-22. Disitu dituliskan "Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan."
Pada saat itu mereka percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Mereka menerima keselamatan dan Roh Kudus.
Mengapa Yesus memberikan Roh Kudus dengan cara mengembusi mereka? Ingat bahwa Allah melakukan hal yang sama ketika menciptakan Adam. Di buku Commentary yang saya sebut di atas, dituliskan "Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, regenerasi dengan cara mengembuskan Roh Kudus sangatlah penting supaya orang bisa menikmati persekutuan dengan Allah"
Beberapa hari sebelum Pentekosta Yesus berpesan kepada murid-murid-Nya untuk menunggu di Yerusalem.
Kis.1:4-8 Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian kata-Nya--"telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Itulah baptisan Roh Kudus dan kejadiannya terpisah dari saat menerima keselamatan. ***)
Menerima Karunia Roh Kudus
Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun (Luk.4:1).
Itulah yang terjadi. Setelah dibaptis, Tuhan Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Pola ini mirip dengan perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir. Setelah melewati Laut Merah, mereka dibawa ke padang gurun dan tugu awan dan tugu api berjalan di depan mereka.
Bagaimanakan dengan umat Allah saat ini? ke padang gurun manakah kita harus pergi? Berikut ini adalah cuplikan yang menyatakan tanggapan orang-orang setelah mendengar khotbah Petrus serta nasehat Petrus atas pertanyaan mereka:
Kis.2:37-39 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
Dari kutipan ayat di atas kita menjadi tahu bahwa kita perlu 1) bertobat, 2) memberi diri dibaptis, 3) menerima karunia Roh Kudus.
Begitu setelah kita menerima Roh Kudus, kita akan dibawanya ke padang gurun rohani.
Bagaimana kita menerima Roh Kudus? Mari kita simak apa yang Yesus katakan:
Yoh. 7:37-39 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.
That's it! Haus, datang kepada Yesus, dan minumlah...***
Esensi: karismatik bukan karismatik
Mengapa pusing dengan perdebatan hal-hal yang tidak penting? i.e. boleh vs. tidak boleh, tumbang vs. tidak tumbang etc.
Paulus memberikan kita peringatan melalui surat yang ditulisnya untuk jemaat di Filipi bahwa memang: Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. (Flp.1:15)
Yang lebih menarik dari peringatan itu adalah sikapnya (lihat ay.18): "Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita..."
Secara pribadi, hidup Paulus adalah untuk Yesus Kristus. Dan semestinya kita meneladaninya. Kutipan ayat di bawah ini menyatakan isi hati Paulus itu:
Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. (Flp.1:20-21)
Dan ketika ia melayani jemaat, inilah keinginannya:
1) jemaat makin maju, dan bersukacita dalam iman (ay. 25)
2) kemegahan jemaat di dalam Kristus makin bertambah (ay.26)
Sehingga tidak akan ada bedanya apabila ia tengah tinggal bersama mereka, ataupun ia tidak sedang di situ, hidup jemaat senantiasa berpadanan dengan Injil: mereka berdiri teguh dalam satu roh, dan sehati sejiwa penuh keberanian berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil (ay.27, 28). Bahkan seandainya kita harus menderita untuk Kristus, itu merupakan suatu karunia (ay.29).
Setuju? ***
Pertobatan
Ketika saya masih duduk di bangku SMP, saya sering bingung dengan Kekristenan. Saya membaca Alkitab, tetapi sepertinya tidak ada petunjuk yang jelas. Intinya hanya Yesus menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Saya sering bertanya-tanya, bagaimana saya bisa masuk surga? Hanya dengan percaya kepada Yesus? Kadang-kadang saya berdoa dan berkata kepada Tuhan,"Seandainya Engkau menyuruhku berbuat ini atau berbuat itu supaya aku masuk surga, tentu aku akan dengan mudah mengikuti petunjuk-Mu. Perintah-Mu hanyalah supaya aku percaya, mengasihi Engkau dan sesama. Bagaimana aku bisa yakin akan masuk surga?"
Setelah lahir baru, barulah saya mengerti akan perjanjian Allah dengan anak-anak-Nya. Ia tidak menginginkan kita melakukan ini dan itu seperti robot. Kita melakukan ini dan itu karena iman, pengharapan dan kasih. Bagaimana bisa? Kalau anda bertobat, Allah akan memperbaharui hati anda dan memperbaharui hubungan anda dengan Allah. Tanpa pertobatan, pembacaan alkitab tidak ada gunanya. Tanpa ada pembaharuan ini, dosa anda akan tetap tinggal dan menyeret anda ke jurang maut, neraka.
Yohanes 5:39, 40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Marilah kita ulas mengenai pertobatan. Apakah pertobatan itu? Siapakan yang perlu bertobat? Untuk apakah pertobatan?
Kitab Kejadian menceritakan bagaimana Allah menciptakan manusia dan menempatkannya di taman yang elok, Eden. Allah juga telah mempercayakan bumi dan isinya kepada manusia, supaya ia berkuasa atasnya. Kasih Allah yang besar itu ditunjukkan juga dengan memberikan larangan kepada manusia supaya tidak makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Sebab apabila manusia itu memakannya, ia akan mati.
Kejadian 2:16,17 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Manusia tidak waspada akan dusta Iblis. Dengan dustanya itu Iblis mengiming-imingi manusia menjadi seperti Allah. Manusia gagal mempercayai firman Allah. Ia lebih percaya kepada perkataan Iblis dan kehendaknya sendiri. Mulai saat itu manusia jatuh ke dalam dosa dan ia, secara rohani telah mati. Hubungannya yang sangat dekat dengan Allah terputus. Bukannya Allah tidak mau lagi berhubungan dekat dengan manusia, tetapi akibat dosa, manusia tidak tahan akan kemuliaan Allah. Ia menyembunyikan diri dari hadapan Allah, takut [Silakan baca Kejadian 1-3; terutama Kejadian 3].
Sejak saat itu hubungan manusia dengan Allah telah terputus. Dalam kitab perjanjian lama, hanya sesekali Allah berbicara kepada orang-orang tertentu. Ia bermaksud memulihkan hubungan itu, tetapi orang-orang pilihan-Nya gagal. Sampai Ia sendiri datang ke bumi, menebus dosa manusia dan memulihkan hubungan yang terputus itu.
Roma 3:23, 24 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Kenyataan bahwa kita ada di bumi ini dengan segala carut marutnya: iri hati, kebencian, pembunuhan, serakah, sombong, tanpa kasih dst. didukung dengan pernyataan Firman Allah yang kuat itu, menunjukkan bahwa semua orang telah jatuh ke dalam dosa dan perlu bertobat.
Yehezkiel 18:23 Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?
Yehezkiel 18:21,22 Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya.
Yehezkiel 18:27 Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Yesaya 55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.
Ayat-ayat tersebut menjelaskan kepada kita akan kemurahan Allah dan perlunya kerendahan hati kita untuk 1] bertobat dari segala dosa kita, 2] berpegang pada segala ketetapan Tuhan, 3] melakukan kebenaran dan keadilan. Tuhan berjanji akan memberikan pengampunan kepada orang yang mau bertobat dengan tidak mengingat-ingat durhaka yang dilakukan orang itu dan malahan memberikan kehidupan.***
Pertobatan (In Action)
Kita dapat melihat pertobatan in action dari Kitab Lukas 19:1-10. Dikisahkan bahwa Zakheus adalah seorang yang mengumpulkan kekayaannya dari memungut cukai. Ia tidak disukai banyak orang karena perbuatannya itu. Tetapi perubahan dalam hidupnya terjadi dari pertemuan dengan Yesus. Ia berkata, "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." [Luk.19:8]. Hatinya yang tamak telah berubah! Bahkan sebagai ganti rugi, ia mengembalikan 4 kali lipat dari jumlah yang diperasnya. Pertobatannya tidak ditunjukkan hanya dengan mimik muka bersedih, tetapi dengan tindakan nyata. Kerendahan hatinya untuk bertobat mengalahkan rasa takut rugi dan kehilangan.
Lukas 3:8 Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan.
Yohanes dalam mempersiapkan jalan untuk Tuhan, memberikan contoh-contoh nyata dari pertobatan, yaitu dengan mengasihi sesama, untuk pemungut cukai: tidak menagih lebih banyak dari seharusnya, prajurit: tidak merampas dan memeras serta memenuhi kebutuhan secara bijaksana dengan gaji mereka sendiri.
Kisah Para Rasul 9:1-22 menceritakan pertobatan Saulus. Ia yang semula adalah pemburu, pembunuh dan penganiaya pengikut Yesus Kristus, bertobat akibat pertemuan ilahi dengan-Nya. Ia menunjukkan penyesalannya yang mendalam itu dengan berpuasa 3 hari. Lebih lagi hidupnya berubah: dari orang yang hatinya penuh amarah untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan [Kis 9:1], menjadi orang yang memberitakan Yesus [Kis. 9:20].
Contoh dari perumpamaan anak yang hilang [Lukas 15] tepat untuk menggambarkan keadaan kita semua. Anak bungsu itu meminta warisan kepada Bapanya, pergi ke negeri yang jauh, dan berfoya-foya sampai habis semua hartanya. Karena lapar dan tidak mampu membeli makanan ia berniat untuk mencuri makanan babi sebagai pengganjal perut. Di tengah penderitaannya itu, ia teringat betapa hamba-hamba di rumah Bapanya pun tidak pernah kelaparan. Ia menyesal dan pulang ke rumah Bapanya.
Di Yerusalem, Petrus menunjukkan kepada orang-orang apa yang harus mereka perbuat dengan perkataan ini,"Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." [Kis.2:39,40].
Ajakan itu juga untuk anda.Apabila anda sadar bahwa anda perlu untuk bertobat, berdoalah begini:
"Tuhan Yesus, saya mau berhenti berbuat dosa dan mau menerima Engkau menjadi TUHAN dan JURU SELAMAT saya secara pribadi. Bertahtalah dalam hati saya dan saya menjadi hamba-Mu. Terima kasih Tuhan untuk keselamatan yang Engkau berikan melalui pengorbanan-Mu di kayu salib. Amin."
Bagaimana Yohanes Menangkis Supermen
Murid Yesus yang satu ini temperamennya memang tidak meledak-ledak seperti Petrus, tetapi ia tahu bagaimana menangkis supermen.
Doktrin Kristen mengenai Allah menjadi manusia: Yesus seringkali menimbulkan banyak pertanyaan. Saya ingat ketika masih kelas 4 SD, seorang kiai mendatangi saya dan bertanya,"Bagaimanakah Allah Bapa sama dengan Yesus Kristus, dan sama dengan Roh Kudus?" Waktu itu saya hanya tersenyum. Meskipun dalam hati saya bertanya balik,"Kok Bapak nggak tahu sih?," tetapi saya tak mengucapkan sepatah kata pun. Sulit untuk menjelaskannya.
Allah lahir dari perawan Maria dan menjadi manusia, Yesus. Itu merupakan suatu misteri yang menghalangi banyak orang menjadi Kristen. Terutama dengan adanya dua kata: Anak Allah. Frase ini seringkali menimbulkan salah pengertian. Kalau Yesus adalah Anak Allah, maka ada dua Allah, bukan? Kalau begitu Tuhan orang Kristen itu banyak alias politheisme. Lantas tuduhan orang Yahudi dan orang Muslim benar donk? Atau mungkin Yesus tidaklah sama dengan Allah Bapa, alias Dia manusia biasa saja, yang juga berdosa, seperti kita ini. Tunggu dulu...kalau yang terakhir ini benar, lho kan itu jadi sama dengan pandangan penganut Saksi Yehuwa dan penganut beberapa sekte lainnya? Atau mungkin, memang benar allah itu banyak seperti diceritakan dalam mitologi Yunani? Jadi Yesus adalah salah satu 'sons of gods,' salah satu supermen yang lahir dari perkawinan antara allah dan wanita. Benarkah?
Well...ternyata pewahyuan Yohanes dalam menuliskan Injil sangat hebat, sehingga kalau dibaca secara hati-hati, maka kemungkinan untuk disalahmengerti sangatlah tipis. Dengan demikian akan runtuh pula anggapan-anggapan di atas.
Yuk kita baca Yoh.1:1-18.
ay.1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
-->Firman itu sudah ada dan kekal. Ayat 1 ini merupakan pernyataan yang kuat, yang nanti diteruskan ke ayat 14.
ay.2. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
ay.3. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
ay.4. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
ay.11. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya...
Jelas bahwa yang dimaksud dengan Firman di atas bukanlah ciptaan, melainkan salah satu Pribadi Allah. Ay.2 menjelaskan bahwa karena Dialah semuanya diciptakan, termasuk manusia. Dialah yang memberikan hidup. Jadi kita tahu darimana asalnya kehidupan. Banyak ilmuwan berupaya keras mencari penjelasannya, hanya untuk menolak bahwa hidup ini asalnya dari Dia.
ay.14. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Maka semakin jelas bahwa Allah telah menjadi manusia. Hanya ada satu Allah, dan Yesus tidak pula sama dengan salah satu 'sons of gods' mitos Yunani itu. ***
Menyambut Uluran Tangan-Nya
Meskipun pengenalan akan Allah itu tidak tergantung kepada kita, tetapi pada anugerah Allah, kenyataan yang bisa kita lihat dari pernyataan Allah di dalam Alkitab menunjukkan keinginan Allah untuk menyingkapkan rahasia diri-Nya kepada kita. Dia rindu untuk bersekutu dengan kita. Dia rindu untuk menikmati cengkrama akrab dengan ciptaan-Nya, seperti dahulu kala di taman Eden.
Uluran tangan yang penuh kasih itu tidak semestinya kita sia-siakan. Alih-alih, kita bisa menyambutnya dengan menghargai karya keselamatan-Nya.
Keselamatan gratis, seringkali menjadi ejekan orang bodoh. Pemberian itu juga seringkali disepelekan oleh orang Kristen yang tak berpengalaman. Mereka lupa bahwa keselamatan itu bukan gratis lantaran tidak ada harganya maka diberikan kepada kita, melainkan lantaran harganya terlalu mahal sehingga kita tidak sanggup mendapatkannya dengan kekuatan sendiri.
Orang yang mau menyadari hal ini tahu bahwa dosa itu tidak bisa dibayar dengan memberikan seluruh harta kekayaan yang kita miliki kepada sesama kita, bahkan tidak juga dengan memberikan nyawa kita sebagai tebusan. Segala perbuatan baik yang kita lakukan seperti sebutir pasir dalam salah satu sisi timbangan, sedangkan dosa seperti gajah duduk di sisi timbangan satunya. Satu-satunya harapan yang ada pada orang itu hanyalah menerima karya keselamatan Allah yang telah dilakukan Yesus Kristus dengan mati di kayu salib.
Kesadaran ini akan membawa perubahan sikap dalam diri orang itu. Betapa ia akan sangat bersyukur kepada Allahnya akan kemerdekaan dari belenggu dosa, dan tidak lagi dia menganggap dosa sebagai sesuatu yang remeh temeh.
Perumpamaan tentang pengampunan (Mat.18:21-35) sangat cocok menggambarkan keadaan kita sewaktu berada dibawah belenggu dosa dan bagaimana kita menerima penebusan. Namun haruslah kita berhati-hati supaya kita tidak "mencekik" kawan sendiri (ay.28) hanya karena "hutang" kecil.
Penebusan yang sangat luar biasa itu membuat siapa saja yang menyadarinya berkeinginan untuk menjadi hamba-Nya. Mirip dengan pernyataan anak terhilang seusai ia makan makanan babi: "aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa (Luk.15:9)."
Kenyataannya kita ditebus bukan untuk menjadi hamba, tetapi supaya kita diterima menjadi anak (Gal.4:5) dan Dia telah memberikan Roh Anak-Nya di dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" (ay.6). "jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah (ay.7)."
Kerinduan-Nya untuk bersekutu dengan kita, meskipun harganya teramat mahal, telah dibayar-Nya. Dia ingin supaya kita bisa bercakap-cakap dengan Dia tanpa perantara: seperti Bapa bercakap-cakap kepada anak-Nya. Dia sangat ingin menceritakan rahasia-rahasia-Nya (menunjukkan kemuliaan-Nya; Ams.25:2). Dia ingin memperkenalkan diri-Nya. Mari kita sambut uluran tangan-Nya itu!***
Friday, April 10, 2009
5 Pertanyaan Penting
20 For since the creation of the world God’s invisible qualities—his eternal power and divine nature—have been clearly seen, being understood from what has been made, so that men are without excuse.
The Holy Bible : New International Version. 1996, c1984 (electronic ed.) (Ro 1:20). Grand Rapids: Zondervan.
Di dalam hidup ini ada lima pertanyaan penting: 1) dari manakah kita berasal? 2) siapakah kita? 3) mengapa kita di sini? 4) bagaimanakah seharusnya kita hidup? 4) kemanakah tujuan kita ?
Tentu saja untuk menjawab lima pertanyaan tersebut sangat tergantung pada persepsi kita tentang Allah. Apakah Allah itu ada? Apabila ada, berarti ada pula arti dan tujuan hidup ini. Dengan begitu, tentu ada cara yang benar untuk hidup, karena pilihan yang kita tentukan sekarang akan mempengaruhi kita dalam kekekalan.
Apabila Allah tidak ada maka tidak ada juga tujuan hidup ini, cara hidup dan pilihan saat ini tidak akan ada artinya. Toh hidup akan berakhir dengan kematian.
Karena itu, kepercayaan yang kita miliki tentang Allah, akan mempengaruhi kepercayaan kita akan hal-hal lain di sekitar kita.
Tuesday, March 03, 2009
Firman-Mu adalah…
- honey in my mouth [ Ezek. 3:3]
Yeh.3:3 (ITB) Lalu firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini kepadamu dan isilah perutmu dengan itu." Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku.
- Spiritual food for the hungry [Job 23:12]
12 Neither have I gone back from the commandment of his lips; I have esteemed the words of his mouth more than my necessary food.
- dwelling in me richly [Col. 3:16]
16 Let the word of Christ dwell in you richly in all wisdom; teaching and admonishing one another in psalms and hymns and spiritual songs, singing with grace in your hearts to the Lord.
- a lamp for my feet [Ps. 119:105]
105 Thy word is a lamp unto my feet, and a light unto my path.
- a joy and delight to my heart [Jer.15:16]
16 Thy words were found, and I did eat them; and thy word was unto me the joy and rejoicing of mine heart: for I am called by thy name, O LORD God of hosts.
- renewing my mind [Rom. 12:1,2]
Romans 12:1,2 (KJV)
1 Therefore, I urge you, brothers, in view of God's mercy, to offer your bodies as living sacrifices, holy and pleasing to God--this is your spiritual act of worship.
2 Do not conform any longer to the pattern of this world, but be transformed by the renewing of your mind. Then you will be able to test and approve what God's will is-- his good, pleasing and perfect will.
- a fire that burns in my heart [Jer. 20:9]
9 Then I said, I will not make mention of him, nor speak any more in his name. But his word was in mine heart as a burning fire shut up in my bones, and I was weary with forbearing, and I could not stay.
- more precious than gold [Ps.19:10]
10 More to be desired are they than gold, yea, than much fine gold: sweeter also than honey and the honeycomb.
- Sharper than a two-edged sword [Heb.4:12]
12 For the word of God is quick, and powerful, and sharper than any twoedged sword, piercing even to the dividing asunder of soul and spirit, and of the joints and marrow, and is a discerner of the thoughts and intents of the heart.
- a great reward [Ps.19:11]
11 Moreover by them is thy servant warned: and in keeping of them there is great reward.
- true and righteous [Ps.119:160]
160 Thy word is true from the beginning: and every one of thy righteous judgments endureth for ever.
- penetrating my thoughts and attitudes [Heb. 4:12]
12 For the word of God is quick, and powerful, and sharper than any twoedged sword, piercing even to the dividing asunder of soul and spirit, and of the joints and marrow, and is a discerner of the thoughts and intents of the heart.
- perfect and trustworthy [Ps.19:7]
Psalms 19:7 (KJV)
7 The law of the LORD is perfect, converting the soul: the testimony of the LORD is sure, making wise the simple.